VIVAnews- Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Sukabumi, Jejen Nurjanah berharap pemerintah segera mengevakuasi para TKI yang masih terjebak di Suriah. Menurutnya, masih ada puluhan TKI yang terjebak di wilayah konflik itu.
“Masih ada puluhan TKI yang terjebak di wilayah konflik itu. Kita berharap para TKI ini bisa segera dievakuasi karena keselamatan mereka terancam,” ujar Jejen, Senin, 5 Maret 2012.
Meski begitu, SBMI Sukabumi berterimakasih pada pemerintah, terutama BNP2TKI dan Kemenlu yang telah berhasil mengevakuasi dua TKI asal Sukabumi. Kedua TKI itu adalah Nunung Idik warga Desa Kadurenan, RT 02/01, Kecamatan Cidolog, Sukabumi, Jawa Barat. Juga, Eneng Rohati Binti Udin Bisri, warga Desa Daya Luhur, Kecamatan Warudoyong, Sukabumi, Jawa Barat.
“Kedua TKI ini telah tiba di kediamannya diantar oleh perwakilan dari BNP2TKI dan Kementerian Luar Negeri. Ini baru kloter pertama. Rencananya akan ada pemulangan lagi pada pertengahan bulan ini namun kita belum mendapat kabar berapa jumlahnya,” ungkapnya.
Jejen memahami kesulitan pemerintah terutama perwakilan Kemenlu dan KBRI yang bertugas di Suriah untuk mendata warga negara Indonesia, terutama para TKI yang tinggal di sana. “Di sana sedang perang. Saya mengerti kesulitan para perwakilan negara kita di sana dalam upaya mendata, mencari dan mengevakuai mereka,” ujarnya.
Menurut Jejen kesulitan pemerintah bukan hanya mencari lokasi. Mereka juga kesulitan mendata para TKI yang ikut mengungsi bersama majikannya. Tidak adanya data pasti mengenai jumlah TKI memperumit kondisi pencarian dan upaya evakuasi pemerintah.
Tak hanya itu, kebisaan para majikan di Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah yang sering bepergian membawa penata rumah tangga (PRT) yang kebanyakan adalah TKI juga menjadi masalah yang mempersulit pencarian. “Banyak juga kasus para TKI yang berangkat ke negara Arab Saudi dan kemudian dikembalikan dari negara lain".
• VIVAnews