Selasa, 28 Februari 2012

Gubernur Jabar Jamu Delegasi Partai Keadilan dan Pembangunan Turki



REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Delegasi dari Türkiye Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) atau Partai Keadilan dan Pembangunan Turki, dijamu makan malam oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, di Gedung Pakuan Bandung, Senin (27/2). Selain jamuan makan malam, acara juga diisi dengan diskusi dan dialog fokus tentang perjalanan AKP di Turki.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Bidang Kepemudaan AKP, Adam Ali Yilmas mengatakan, kemenangan partainya hari ini merupakan bagian dari kebangkitan umat Islam di Turki. Cikal bakal kebangkitan ini sebenarnya sudah mulai tampak pada dekade 1990-an lalu, ketika Necmetin Erbakan dengan Partai Refah-nya berhasil memenangkan pemilu. Namun sayang, kudeta konstitusional pada 1997 akhirnya mengakhiri perjalanan Refah sebagai partai yang menyuarakan Islam.

Hari ini, kata Adam, AKP-lah yang melanjutkan perjuangan ini. Dia pun membeberkan resep kemenangan partainya di negara bekas Kesultanan Usmani tersebut. Menurut Adam, fokus melayani masyarakat menjadi kunci utama kesuksesan AKP dalam menguasai kursi di Parlemen Turki.

“AKP senantiasa berupaya menempatkan diri sebagai partai yang paling depan dalam melayani masyarakat. Kami pun selalu berusaha menjadi yang paling dekat dengan mereka,” kata Adam.

Strategi lain yang diterapkan AKP adalah berkosentrasi dalam merekrut kader-kader dari kalangan muda. Terutama, mereka yang berusia 25-35 tahun. AKP juga gigih memperkuat jaringannya dengan mendirikan kantor-kantor perwakilan hingga ke pelosok. Kantor-kantor tersebut, terang dia, berfungsi sebagai penampung aspirasi rakyat sekaligus pelaksana program partai hingga tingkat akar rumput.

Lebih lanjut Adam menjelaskan, sejak berdiri pada 2002, AKP berusaha menjalin hubungan dengan baik dengan masyarakat. Kebijakan yang diambil selalu prorakyat, walau bukan dalam bentuk memberi uang atau makanan. Pelayanannya tidak terfokus pada wilayah tertentu, namun tersebar di seluruh Turki. Bidang-bidang yang digarap partai ini pun dikatakan Adam menyentuh langsung ke masyarakat.

"Secara umum, AKP melakukan yang terbaik untuk melayani rakyat,” tutur dia.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyatakan apresiasinya terhadap AKP dan Turki. Partai tersebut dikatakan Heryawan telah mampu membawa perubahan yang signifikan dalam memajukan Turki. Sepuluh tahun lalu, Turki terkenal dengan tingkat inflasi ekonominya yang tinggi. Hari ini, kata Heryawan, akselerasi pertumbuhan ekonomi negara itu sangat luar biasa. Bahkan Turki mampu bertahan di saat negara-negara Eropa dilanda krisis global.

“Sebagai Gubernur Jawa Barat, saya memandang kunjungan silaturahim dari jajaran AKP ini sebagai bentuk kehormatan." ucap Heryawan.

AKP merupakan partai pemenang pemilu tiga kali berturut-turut di Turki. Partai ini dipimpin oleh Recep Tayyip Erdogan, yang saat ini juga menjabat Perdana Menteri Turki. Sebelum diterima gubernur di Gedung Pakuan, delegasi AKP juga mendatangi Gedung DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta pada Jumat (24/2) pekan lalu.




Redaktur: Hazliansyah
Reporter: Ahmad Islamy Jamil

Satu Kursi Pesawat Presiden Sama Dengan Harga Dua Sekolah Dasar



Keputusan SBY untuk membeli pesawat kepresidenan senilai R. 820 M dikritik banyak pohak. Bahkan LSM Bendera bersama anggota Tim Advokasi Koalisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Gunawan,merilis total dana yang dibutuhkan untuk interior dan security sistem pesawat kepresidenan mencapai Rp 243 miliiar. Bila jika diasumsikan ada 100 kursi di dalam pesawat itu, maka harga rata-rata tiap kursi senilai Rp 2 Miliar.

Mustar Bonaventura, selaku juru bicara, Ahad (26/02) menjelaskan, harga kursi Rp 2 miliar itu setara dengan membuat dua sekolah dasar permanen dengan 6 ruang kelas dan satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah dan satu lapangan volli atau badminton. Jika satu kelas rata-rata berisi 40 siswa, ujarnya, maka, setiap SD itu bisa menyekolahkan 240 siswa.

"Akan tetapi jika kegiatan sekolah di buat dua kali dalam satu hari, yaitu pagi dan siang maka tiap SD bisa menampung 480 siswa atau 960 siswa untuk 2 SD. Dengan demikian, jika seluruh biaya kursi itu di gunakan untuk membangun SD maka ada 960 anak yang bida bersekolah. Jika tiap bangunan bertahan rata-rata 10 tahun maka dengan harga 100 kursi pesawat Presiden bisa menekolahkan 96.000 siswa," paparnya.

Mustar meyakini, pembelian pesawat kepresidenan dengan harga yang luar biasa mahal ini sangat menyakiti rasa keadilan rakyat Indonesia. Saat ini, sebagian besar rakyat Indonesia masih hidup dalam kemiskinan.

"Keputusan membeli pesawat kepresidenan di saat Indonesia masuk peringkat 5 terbesar di dunia dalam jumlah Balita kurang gizi yaitu 900.000 balita, merupakan keputusan tanpa akal dan nurani," ujar dia. (Pz)

Dauroh Rohis KSR Kalahkan Festival Band




Islamedia - Hari minggu (26/02) seperti biasa museum bank mandiri yang terletak di kawasan kota tua ramai pengunjung. Namun ada yang berbeda ketika itu, saat rombongan anak SMA dan SMP berkokoh dan berjilbab mendatangi tempat tersebut. Yah mereka peserta Dauroh Komunitas Sahahat Rohis (KSR). Sekitar 200 peserta terdiri dari SMA/Sederajat Se DKI Jakarta, bahkan SMP hadir dalam acara yang mengambil tema "Yuk bersama rohis kita bangun karakter seorang muslim" menyita banyak perhatian, bukan hanya peserta namun juga pengunjung yang berada di bank Mandiri.

Bang Agus Supriatna, yang biasa kita lihat menjadi MC di aksi-aksi kemanusian terlihat enjoy membawakan materi dalam acara dauroh rohis ini. Begitu juga para peserta yang sangat antusias mendangarkan dan mengkaji materi yang dibawakan oleh Bang Agus. Hal itu dibuktikan pada saat sesi halaqoh setelah materi dan waktu makan siang, banyak peserta yang saling sharing antar rohisnya. Mereka juga banyak memberikan masukan-masukan positif terhadap jalannya acara. Contoh saja, Anggi, siswa SMP 45 Jakarta Barat, memberikan apresiasi acara dauroh ini "Acaranya seru, nambah temen, nambah pengalaman, nambah ilmu tentang keimanan" tutur Anggi dengan polos.


Hanya belasan orang yang ikut meramaikan festival musik

Entah kebetulan atau tidak, ditempat yang sama hanya berbeda 2 lantai, di lapangan. Terdapat konser musik rock, sangat kontras dengan keadaan dauroh rohis. Berbagai jenis musik di mainkan dengan speaker yang sangat keras hingga ruang kedap yang dipakai saat dauroh, cukup terdengar musik tersebut.

Namun tidak terlalu besar mengganggu jalannya acara. Gangguan juga bukan hanya pada speaker, dengan lantang salah satu personel band tersebut mengajak para pengunjung untuk datang dan ikut bergoyang meramaikan acara mereka. Hal itu disebabkan memang pada saat acara hanya terlihat belasan ABG yang meramaikan acara festival musik itu. Berbeda dengan Dauroh, ternyata peserta Dauroh ROHIS lebih banyak ketimbang Festival Band yang berbarengan waktunya di satu tempat

Cara Cepat Membubarkan Halaqah


Berikut ini adalah tiga cara cepat membubarkan halaqah yang disampaikan oleh ustadz Farid Dhofir, Ketua Bidang Kaderisasi DPW PKS Jawa Timur. Jika ketiga hal berikut dilakukan oleh murabbi, dalam waktu yang tidak lama kemudian, dijamin halaqah (khususnya halaqah awal) yang dipegangnya akan bubar.

Datang Terlambat

Menunggu adalah hal yang menjemukan bagi banyak orang, termasuk mutarabbi baru. Apalagi jika menunggu kedatangan murabbi yang tidak jelas apakah ia datang atau tidak, jadi halaqah atau tidak. Semakin lama murabbi terlambat, detik demi detik terasa semakin lama, mencemaskan sekaligus menjemukan.

Pada menit ke-25 dari keterlambatan murabbi setengah jam, mungkin mutarabbi sudah memutuskan untuk pulang dan berjanji pekan berikutnya takkan kembali. Atau mungkin mutarabbi bertahan menunggu, namun sudah ada catatan di benaknya: "orang seperti ini tak layak jadi murabbi. Ia tak menghargai waktu, apa mungkin ia bisa menghargai hal-hal lainnya. Halaqah mungkin masih berjalan, namun ruhnya jadi hilang; tak ada kepercayaan. Akhirnya pun bernasib sama: bubar.

Tanpa Persiapan

Yakni murabbi datang ke halaqah tanpa mempersiapkan materi/madah yang akan disampaikan. Ia hanya datang namun tidak membawa bekal. Materi yang disampaikan seingatnya saja, sama sekali tak berpedoman manhaj. Sudah begitu ia pun tak menguasai apa yang ia sampaikan, jadilah ia gado-gado ngalor ngidul tak karuan.

Materi yang kacau itu ditangkap mutarabbi. Ketidaksiapan itu tampak jelas di hadapan mutarabbi. Maka halaqah yang baru itu langsung memperoleh kesimpulan: "tak banyak manfaatnya berlama-lama di forum ini, lebih baik baca buku sendiri." Lalu bubarlah halaqah itu tak lama lagi.

Sibuk dengan HP

Jika murabbi tidak mematikan hp, tidak juga men-silent-nya, lalu beberapa kali halaqah yang baru itu terganggu nada dering, percakapan murabbi lewat hp-nya, tangannya disibukkan dengan sms, BBM, dan sejenisnya, mutarabbi yang merasa tidak diperhatikan cenderung tak lama bertahan. Lalu nasib halaqah pun wassalam.

Semakin lengkap ketiga poin ini dilakukan murabbi, semakin cepat halaqah itu bubar. Maka jika antum tak ingin halaqah cepat bubar, hindari ketiga hal tersebut. []

Hasil Uji Mobil Esemka Belum Bisa Dipublikasi



TANGERANG-Wali Kota Solo, Joko Widodo, berharap hasil uji emisi cepat keluar, sehingga mobil tersebut bisa diproduksi secara massal.

"Kami harap sesegera mungkin menerima surat dari Ditjen Perhubungan Darat, agar bisa cepat berproduksi," ucap Jokowi (panggilan akrab Joko Widodo), seusai uji emisi mobil Esemka Rajawali, di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Puspiptek Serpong, Tangsel, Senin (27/2).

Mobil Esemka Rajawali, Senin pagi tiba di BTMP Puspiptek Serpong, untuk mengikuti uji emisi. Setelah tiba sekitar pukul 07.00, mobil karya pelajar SMK 2 Solo itu, langsung mengikuti proses prakondisi atau normalisasi, setelah melalukan perjalanan jauh Solo - Jakarta - Tangerang, selama enam jam.

Baru sekitar pukul 13.30, mobil Esemka Rajawali mengikuti uji emisi selama 19 menit 40 detik. Uji emisi meliputi tiga hal yaitu mengukur angka CO2, CO, dan NOX, yang dihasilkan mobil berkapasitas mesin 1.500 cc itu. "Kami lakukan uji emisi dengan standar Euro 2. Ini sesuai standar di Inbdonesia. Kalau di negara barat standarnya sudah Euro 3 dan 4," ucap Anis Supono, penguji mobil Esemka Rajawali.

Uji emisi tersebut dibagi dalam dua kategori, yakni emisi pada saat kendaraan di dalam kota dan luar kota. Untuk keadaan di dalam kota, diukur dalam kecepatan 15, 30, dan 50 kilometer. Sedangkan dalam keadaan di luar kota, emisi diukur dalam kecepatan 50, 70, 100, dan 120 kilometer.

"Dari situ kami baru menentukan, apakah mobil ini memenuhi ambang batas atau tidak," ucapnya.

Menurut Prawoto, Direktur Transportasi BTMP, pihaknya tidak berhak menyatakan lulus/ tidaknya sebuah mobil yang diuji pihaknya. Sebab biasanya hasil dari uji emisi itu diserahkan kepada Kementerian Perhubungan untuk dipertimbangkan. "Tergantung dari permintaan customer, jika diperbolehkan dipublikasi, ya kami buka," ujarnya.

Mengenai hasil uji emisi, kata Prawoto, tidak lama. "Setelah tes, hasilnya sudah bisa dilihat. Cuma itu tadi. Hasil harus kami serahkan dulu kepada Kementerian Perhubungan," ujarnya.(DRA)
0 0

Akhwat Memakai Blus dan Rok, tidak syar’i?



Pertanyaan:
Assalamu'alaykum wr wb

Redaksi, saya ingin bertanya kepada ustadz Farid Nu'man

Mohon dijawab pertanyaan saya berikut ini, sebelum dan sesudahnya jazakumullah khoiran katsiron
Ustadz, bagaimana hukum memakai baju muslimah berupa atasan (semisal kemeja, blus, kaos, dsb) dan bawahan (rok)? Bagaimana dengan yang dimaksud dalam QS Al Ahzab ayat 59 yang berbunyi:

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan ALLOH SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).

Dalam ayat di atas disebutkan jilbab yang dalam bahasa arab berarti baju kurung/ gamis/abaya. Apakah tafsir dari ayat di atas kita wajib menggunakan gamis/baju kurung/abaya? Apakah tidak boleh menggunakan baju atasan dan bawahan?(p
[Rosita - Pembaca Islamedia]
Jawaban:

Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘ala Rasulillah wa ‘al Aalihi wa Ashhabihi wa Man waalah, wa ba’d:
Saudari Rosita yang dirahmati Allah .........
Pada prinsipnya pakaian syar’i bagi muslimah itu mesti memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1.
1. Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan Ini adalah pendapat jumhur ulama, tentunya kita tetap menghargai para ulama yang memasukkan wajah dan telapak tangan wanita juga termasuk aurat yang wajib ditutup.
Berikut ini nash-nash yang mendasari kriteria ini:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنّ
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya, dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya. (QS. An Nuur (24): 31)
Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah tentang surat An Nuur ayat 31 di atas:
بدن المرأة كله عورة يجب عليها ستره، ما عدا الوجه والكفين قال الله تعالى (ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها)، أي ولا يظهرن مواضع الزينة، إلا الوجه والكفين، كما جاء ذلك صحيحا عن ابن عباس وابن عمر وعائشة
“Seluruh tubuh wanita adalah aurat, wajib atasnya untuk menutupnya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya, Allah Ta’ala berfirman: “Janganlah para wanita menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak darinya.”, yaitu jangan menampakkan tempat-tempat perhiasannya kecuali wajah dan kedua telapak tangan, sebagaimana yang diriwayatkan hal itu secara shahih dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Aisyah.” [1]

Mayoritas para ulama mengatakan wajah dan kedua telapak tangan bukan aurat. Sebagaimana tertera dalam tafsir Imam Ibnu katsir berikut, ketika menafsirkan makna “Kecuali yang biasa nampak darinya”:
ويحتمل أن ابن عباس ومن تابعه أرادوا تفسير ما ظهر منها بالوجه والكفين، وهذا هو المشهور عند الجمهور
“Ibnu Abbas dan orang-orang yang mengikutinya memaknai maksud “Maa zhahara minha (apa-apa yang biasa nampak darinya)” adalah wajah dan kedua telapak tangan, inilah yang masyhur menurut mayoritas ulama. “ [2] Ini juga pendapat Ibnu Umar, Atha’, Ikrimah, Adh Dhahak, Abu Sya’tsa’, Said bin Jubeir, dan lain-lain. Sementara Az Zuhri mengatakan: cincin dan gelang kaki.[3]

Sementara Abdullah bin Mas’ud, Ibrahim An Nakha’i, Hasan Al Bashri, Ibnu Sirrin, Abu Al Jauzaa, dan lain-lain, mereka menafsirkan makna “Kecuali yang biasa nampak darinya” adalah pakaian dan selendang.[4] Dengan kata lain menurut mereka, wajah wanita adalah aurat. Namun, dalam riwayat lain dari Hasan Al Bashri, beliau menafsirkan: wajah dan pakaian.

Abdullah bin Abbas mengatakan maksud kalimat itu adalah celak, pewarna tangan, dan cincin. Sementara Said bin Jubeir dan Atha’ mengatakan: wajah dan kedua telapak tangan. Qatadah mengatakan: celak, gelang, dan cincin. Al Miswar bin Mukhramah mengatakan: cincin, celak, dan gelang. Mujahid berkata: cincin, pewarna tangan, dan celak mata. Ibnu Zaid mengatakan: celak mata, pewarna tangan, dan cincin, mereka mengatakan demikianlah yang dilihat oleh manusia. Al Auza’i mengatakan: wajah dan dua telapak tangan. Adh Dhahak berkata: wajah dan dua telapak tangan. Sementara Hasan Al Bashri mengatakan: wajah dan pakaian.

Sedangkan Imam Ibnu Jarir, setelah dia memaparkan berbagai tafsir ini, beliau mengatakan:
وأولى الأقوال في ذلك بالصواب: قول من قال: عنى بذلك: الوجه والكفان، يدخل في ذلك إذا كان كذلك: الكحل، والخاتم، والسوار، والخضاب.

“Pendapat yang paling unggul dan benar adalah pendapat yang mengartikannya dengan wajah dan dua telapak tangan, dan jika demikian maka celak, cincin, gelang, dan pewarna tangan termasuk di dalamnya.”[5]

Imam Al Muzani Rahimahullah juga mengatakan makna “Kecuali yang biasa nampak darinya” adalah wajah dan dua telapak tangan.[6]

Demikianlah pendapat pilihan mayoritas ulama salaf (terdahulu) dan khalaf (belakangan).

2. Tidak sempit dan transparan

Hendaknya pakaian wanita itu longgar secara keseluruhannya, agar tidak nampak lekukan tubuhnya. Begitu pula hendaknya tebal dan berlapis agar tidak tembus pandangan.

Kriteria ini bisa dilakukan dengan jenis pakaian gamis atau atasan – bawahan, selama memang longgar. Memakai gamis memang lebih utama, tetapi jika ada muslimah memakai gamis yang sempit sehingga kriteria ini tidak terpenuhi, maka memakai blus dan rok yang jauh lebih longgar dan tebal tentu lebih utama dan sesuai dengan maqashid (tujuan) dan ruh syariat dibanding gamis yang seperti itu. Apalagi jika blus dan rok tersebut dilapisi lagi oleh jubah yang panjang, sehingga semakin jauh dari penampakan lekukan tubuh dan transparan. Hendaknya hal ini diperhatikan benar, bahwa yang menjadi prinsip adalah pakaian tersebut mampu menjauhkan seorang wanita dari nampaknya lekukan tubuh dan tembus pandang. Hal ini bisa dicapai baik dengan gamis atau selain gamis.

Kriteria ini didasarkan pada hadits Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua kelompok penghuni neraka yang belum saya lihat sekarang, yaitu kaum yang membawa cemeti (cambuk) seperti ekor sapi yang digunakan untuk memukul manusia. Dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, menggoyang-goyangkan tubuhnya, memiringkan kepalanya, seperti punuk unta yang miring. Para wanita itu tidak akan masuk surga, bahkan tidak mendapatkan wanginya surga, padahal wanginya surga itu sudah bisa tercium dari perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim No. 2128. Ahmad No. 8665. Ibnu Hibban No. 7461, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No.5357, Al Baghawi No. 2578, Abu Ya’la No. 6690)
3.
3. Tidak menyerupai pakaian dan perhiasan wanita kafir dan ahli maksiat

Yaitu tidak menyerupai pakaian dan perhiasan yang memang identik dipakai oleh wanita kafir dan pelaku maksiat, terutama dari sisi modelnya, yang jika dipakai maka manusia akan terbawa pikiran bahwa itu bukan pakaian wanita muslimah yang syar’i, dan bukan pula pakaian wanita baik-baik. Mereka langsung mengira itu adalah busana wanita kafir.

Dasar dari kriteria ini adalah. Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk kaum tersebut.”[7]
Imam As Sakhawi mengatakan ada kelemahan dalam hadits ini, tetapi hadits ini memiliki penguat (syawahid), yakni hadits riwayat Al Bazzar dari Hudzaifah dan Abu Hurairah, riwayat Al Ashbahan dari Anas bin Malik, dan riwayat Al Qudha’i dari Thawus secara mursal.[8] Sementara, Imam Al ‘Ajluni mengatakan, sanad hadits ini shahih menurut Imam Al ‘Iraqi dan Imam Ibnu Hibban, karena memiliki penguat yang disebutkan oleh Imam As Sakhawi di atas.[9] Imam Ibnu Taimiyah mengatakan hadits ini jayyid (baik). Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan sanadnya hasan.[10] Demikian status hadits ini.
Imam Al Munawi dan Imam Al ‘Alqami menegaskan hal-hal yang termasuk penyerupaan dengan orang kafir: “Yakni berhias seperti perhiasan zhahir mereka, berjalan seperti mereka, berpakaian seperti mereka, dan perbuatan lainnya.” [11]



4. 4.Tidak menyerupai laki-laki

Janganlah seorang muslimah memakai pakaian yang menjadi ciri khas kaum laki-laki, dan pakaian yang menurut kebiasaan yang ada merupakan pakaian yang biasa digunakan kaum laki-laki. Saat ini sudah teramat banyak wanita muslimah yang tidak mengindahkan hal ini. Sehingga banyak wanita yang begitu “maskulin” dengan pakaian tersebut. Ini sudah berlangsung begitu lama, sehingga ada yang mengira hal itu tidak apa-apa karena sudah menjadi ‘adat (kebiasaan) dan ‘urf (tradisi) baru, sedangkan Al ‘Adat muhkamat – adat itu menjadi ketentuan hukum. Ini keliru, sebab adat dan tradisi yang fasad (rusak) –yakni yang bertentangan dengan syariat- tidak akan pernah menjadi ketentuan hukum. Adat yang bisa menjadi ketentuan hukum adalah ‘urf shahih (tradisi yang benar) sebagaimana dikatakan para ahli ushul.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ الْمَرْأَةَ تَتَشَبَّهُ بِالرِّجَالِ وَالرَّجُلَ يَتَشَبَّهُ بِالنِّسَاءِ
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat wanita yang menyerupai laki-laki, dan laki-laki yang menyerupai wanita. (HR. Ibnu Majah No. 1903. Imam Ahmad Al Kinani berkata: isnadnya hasan. Lihat Mishbah Az Zujaajah, 2/108. Syaikh Al Albani mengatakan: hasan shahih. Lihat Adabuz Zifaf, Hal. 121)
Dalam riwayat lain, lebih tegas lagi Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, berkata:
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, dan wanita yang memakai pakaian laki-laki. (HR. Abu Daud No. 4098, Ibnu Hibban No. 5751, 5752, An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 9253. Syaikh Al Albani mengatakan: shahih. Lihat Shahihul Jami’ No. 5095)

5. idak Tabarruj

Yakni tidak bersolek (berhias) seperti wanita jahiliyah, sebab sesungguhnya make up terbaik bagi muslimah adalah air wudhu dan akhlaknya yang mulia.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأُولَى
Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (QS. Al Ahzab (33): 33)
Tertulis dalam Tafsir Al Muyassar:
ولا تُظهرن محاسنكن، كما كان يفعل نساء الجاهلية الأولى في الأزمنة السابقة على الإسلام، وهو خطاب للنساء المؤمنات في كل عصر
Janganlah kalian menampakkan keindahan-keindahan kalian, sebagaimana dilakukan para wanita jahiliyah dahulu pada masa sebelum Islam, dan ayat ini berbicara kepada kaum wanita beriman pada setiap zaman. (Tafsir Al Muyassar, 7/343)
6.
6. Tidak memakai warna yang mencolok

Yaitu tidak memakai busana yang berwarna ngejrenk dan terkesan norak, sehingga menjadi pusat perhatian, dan hendaknya memakai yang kalem dan bersahaja. Allah Ta’ala melarang kaum wanita menyengaja menjadikan dirinya menjadi pusat perhatian kaum laki-laki disebabkan apa yang dipakainya, baik pakaian, perhiasan, atau dandanan.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ
Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan (QS. An Nuur (24): 31)

Lalu, setelah kriteria ini sudah terpenuhi hendaknya disempurnakan dengan akhlak yang mulia, tutur kata yang sopan, menjaga pandangan, supel (gampang bergaul) tanpa harus mengorbankan nilai dan akhlak Islam dalam bergaul.

Makna Jilbab

Benarkah makna jilbab dalam surat Al Ahzab ayat 59 adalah bermakna baju kurung, gamis, atau abaya? Sehingga, yang dengan itu menjadi tidak syar’i-nya memakai baju atasan (seperti blus, kemeja) dan bawahannya (seperti rok) betepa pun sudah longgar dan tebal, sekaligus karenanya yang syar’i hanyalah baju terusan (seperti gamis) ?
Berikut ini penjelasan Imam Ibnu Katsir Rahimahullah dalam tafsirnya tentang ayat tersebut:
والجلباب هو: الرداء فوق الخمار. قاله ابن مسعود، وعبيدة، وقتادة، والحسن البصري، وسعيد بن جبير، وإبراهيم النخعي، وعطاء الخراساني، وغير واحد. وهو بمنزلة الإزار اليوم.
Jilbab adalah ridaa’ di atas khimaar . Ini dikatakan oleh Ibnu Mas’ud, ‘Ubaidah, Qatadah, Al Hasan Al Bashri, Sa’id bin Jubeir, Ibrahim An Nakha’i, ‘Atha Al Khurasani, dan lebih dari satu. Hari ini (zaman Ibnu Katsir), dia kedudukannya sama dengan izaar (kain sarung). (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 6/481)

Ridaa’ adalah ats tsaub (pakaian), juga bermakna baju luar (mantel), jubah, gamis, dan selendang (wusyaah).

Khimaar –jamaknya adalah khumur- yaitu tudung atau penutup kepala wanita. Dipakainya mesti sampai menutupi bagian dada, sebagaimana ayat:
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khumur) kedadanya. (QS. An Nuur (24): 31)

Maka, dalam konteks ini, Jilbab adalah pakaian atau kain bagian luar yang menutup kain bagian dalam yang menutupi kepala wanita. Jadi, dalamannya adalah khimaar lalu ditutup lagi dengan kain, kain itulah jibab, dan jilbab itu hendaknya lebar.
Berkata Imam Al Alusi Rahimahullah:
جلباب وهو على ما روي عن ابن عباس الذي يستر من فوق إلى أسفل ، وقال ابن جبير : المقنعة ، وقيل : الملحفة ، وقيل : كل ثوب تلبسه المرأة فوق ثيابها ، وقيل : كل ما تتستر به من كساء أو غيره
Jilbab –sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas- adalah yang menutupi tubuh dari atas sampai ke bawah. Berkata Ibnu Jarir: kain penutup kepala. Dikatakan: kain selimut. Disebutkan: semua pakaian yang dipakai wanita di atas bajunya. Disebutkan: semua yang dipakai wanita untuk menutupi dirinya baik dengan pakaian atau selainnya. (Ruh Al Ma’ani, 16/223. Mawqi’ At Tafasir)
Maka, tanpa mengurangsi rasa hormat, nampaknya perlu ditinjau lagi wacana membatasi makna jilbab hanya dengan gamis atau baju terusan. Jelas adalah jilbab itu sebuah kain besar yang melapisi pakaian wanita yang sudah dikenakannya, yang digunakan dari mulai kepala hingga ke bawah, paling tidak sampai menutupi khimaar-nya.

Wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina wa ‘ala Aalihi wa shahbihi wa Salllam.
Wallahu A’lam

Farid Nu’man Hasan

Jumat, 24 Februari 2012

Rumahku Adalah Surgaku



Islamedia - Keluarga sakinah akan terbentuk jika setiap anggota keluarga bisa merasakan rumahnya bagaikan surga (baiti jannati). Oleh karena itu, sakinah menjadi kebutuhan kita semua. Sebab, sakinah adalah konsep keluarga yang dapat memberikan kenyamanan secara psikologis meski kadang secara fisik tampak jauh di bawah standar nyaman.

Kunci keluarga sakinah adalah membangun ‘baiti jannati’ yang mampu memberikan kenyamanan bagi setiap anggota keluarga di dalamnya. Dan kenyamanan dalam keluarga hanya dapat dibangun secara bersama-sama oleh seluruh anggota keluarga.

Ia tidak bisa bertepuk sebelah tangan. Melalui proses panjang, setiap anggota keluarga saling menemukan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Mereka saling menerima segala kekurangan dan berusaha memperbaikinya. Mereka saling memberi dengan segala kelebihannya dan saling melengkapi segala kekurangan.

Keluarga menjadi sekolah yang tiada batas waktu. Proses pembelajaran terjadi terus menerus untuk menemukan formula yang lebih tepat bagi semua pihak, baik suami-istri, maupun anak-orangtua.

Rumah juga menjadi panggung yang menyenangkan untuk sebuah pentas cinta kasih yang diperankan oleh setiap penghuninya. Rumah juga menjadi tempat sentral kembalinya setiap anggota keluarga setelah melalui pengembaraan panjang di tempat mengadu nasibnya masing-masing.

Rumah yang mereka rasakan sebagai surga, karena yang ada hanya cinta dan kebaikan. Setiap hari jatuh cinta. Anak selalu merindukan orang tua, demikian pula sebaliknya. Kebaikan menjadi pakaian sehari-hari keluarga, sehingga dapat terus melaju menempuh badai sebesar apapun.

Betapa indahnya kehidupan ketika ia hanya berwajah kebaikan. Betapa bahagianya keluarga ketika ia hanya berwajah kebahagiaan. Masalah keluarga yang banyak melilit kehidupan masyarakat adalah rumah sudah tidak lagi nyaman sebagai tempat kembali.

Suami tidak lagi menemukan suasana nyaman di dalam rumah, begitu juga istri. Bahkan, anak-anak lebih mudah menemukan suasana nyaman di luar rumah. Rumah bukan surgaku lagi, tetapi sebuah neraka kecil. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa: “Setiap manusia pernah berbuat salah. Orang salah yang paling baik adalah yang bertaubat”.

Jadi ketika ada anggota keluarga yang berbuat salah, tidak lantas menutup jalan baginya untuk membentuk keluarga sakinah. Siapapun bisa membentuk keluarga sakinah, kuncinya adalah berpegang teguh pada tali agama Allah dengan istiqomah (konsisten). Yaitu berpegang teguh pada Alquran dan Hadits.
*) Ayuning Dyah, ibu dari 2 anak, tinggal di Serang, Banten

Dikutip dari PKS Pesanggrahan

Hikmah Keguguran



Setiap mukmin pasti diuji oleh Allah. Setiap keluarga mukmin pasti diuji oleh Allah. Ujian setiap hamba berbeda dengan hamba yang lain. Ujian bagi sebuah keluarga juga tak selalu sama dengan ujian bagi keluarga lainnya.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut : 2-3)

Ujian bagi mukmin sangat mungkin berbeda, tetapi setiap ujian memiliki maksud yang sama: menguji keimanannya, hingga tatkala mereka lulus ujian itu semakin tinggilah derajatnya, dihapuslah dosanya, dan dianugerahkan keutamaan kepadanya. Ujian juga membawa hikmah besar setara dengan tingkat ujiannya.

Diantara ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada sebagian keluarga adalah keguguran. Ujian ini secara khusus sangat berat bagi seorang wanita, calon ibu. Apalagi jika itu adalah calon putra pertama. Ia juga berat bagi suami dan keluarganya.

Namun, sesuai dengan kaidah di atas, bahwa semakin berat ujian semakin besar pahala dan hikmahnya. Dan semakin tinggi iman seseorang atau sebuah keluarga semakin berat pula ujiannya.

“Demi Allah,” sabda Rasulullah sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah, “sesungguhnya janin yang keguguran akan membawa ibunya ke surga dengan tali pusarnya, jika ibunya itu ikhlas.”

Subhaanallah. Demikian luar biasa pahala dan hikmah keguguran. Jika ujian itu dihadapi dengan ikhlas, sang ibu akan masuk surga karenanya. Sebuah balasan yang sangat mulia dan mahal nilainya.

Hadits lain dari Ali bin Abi Thalib bahkan menyatakan bukan hanya ibu yang “terselamatkan” berkat keguguran yang dihadapi dengan penuh keikhlasan, melainkan juga sang ayah. “Sesungguhnya janin yang keguguran akan memohon dengan sangat kepada Rabbnya, jika kedua orang tuanya masuk neraka. Sehingga dikatakan kepadanya, ‘Wahai janin yang memohon pada Tuhannya, masukkanlah kedua orangtuamu ke dalam surga. Kemudian janin itu pun menarik mereka dengan tali pusarnya menuju surga.’” []
You might also l

Anis: PKS Tolak Usulan Kenaikan Harga BBM


Senayan - PKS menyatakan menolak usulan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab, hal itu dianggap tidak reaslistis.

"Fraksi PKS sudah memutuskan menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM, yang akan dilaksanakan pada 1 April nanti. Sebab, situasi politik dalam negeri saat ini belum kondusif. Sehingga dikawatirkan hal itu dapat memincu terjadinya konflik, akibat inflasi," ujar Sekjen PKS Anis Matta di Gedung DPR, Kamis (23/2).

Anis mengatakan, seharusnya kalau pemerintah akan melakukan langkah-langkah seperti ini, kebijakannya tidak hanya pada persoalan BBM saja. Tetapi juga pemerintah melakukan pembenahan kebijakan energi yang fundamental terlebih dahulu.

"Jadi, kebijakan menaikkan BBM ini kan sebenarnya hanya satu bagian dari keseluruhan regulasi BBM kita. Sebenarnya, yang justru tidak terlihat oleh masyarakat kita adalah keseriusan pemerintah dalam hal perencanaan atau membuat regulasi persoalan energi ini secara komprehensif," tegasnya.

Menurut Anis, sebelum pemerintah memutuskan untuk malukan konversi BBM ke energi lainnya, seperti gas dan panas bumi juga, maka sebaiknya secara keseluruhan kebijakan energi nasional diselesaikan. Mesti ada satu paket kebijakan nasional dalam pengelolaan energi ini.

Jadi, kalau cuma sekadar menaikkan harga BBM, itu hanya menyelesaikan satu persoalan kecil saja yang bersifat jangka pendek. Sementara persoalan jangka panjangnya belum dipikirkan," tegasnya.

Pemerintah tidak bisa menaikkan harga BBM karena alasan harga minyak dunia saat ini terus bergerak naik (120 USD per barel) akibat ketegangan antara Iran dan Israel saat ini.

"Makanya, jika kita punya paket kebijakan nasional soal energi yang komprehensif, dan meski harga minyak dunia meroket, maka tidak akan terpengaruh. Sebab, sudah ada antisipasinya. Jadi, solusinya tidak sekadar menaikkan harga BBM sebagaimana usulan pemerintah saat ini," tegasnya.


*www.jurnalparlemen.com/news/2012/02/anis-pks-tolak-usulan-kenaikkan-harga-bbm

innalillahi…Ahmad Sumargono, Tokoh KISDI Itu Telah Berpulang..



Islamedia - Dr Ahmad Sumargono, salah seorang tokoh yang namanya identik dengan Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI) meninggal dunia pada Jumat, pukul 01.30 dini hari akibat serangan jantung .

Pria yang kiprahnya dikenal di era tahun 90-an ini meninggal saat dalam perjalanan menuju rumah sakit di Sukabumi.

“Bapak meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit akibat serangan jantung, “ ujar salah satu putra Ahmad Sumargono, Jumat, [24/02] pagi.

Sumargono atau biasa dipanggil Gogon adalah aktivis yang namanya pernah populer di tahun 90-an dengan sepak terjangnya dalam gerakan dakwah.

Melalui wadah KISDI, ia membela umat Islam di berbagai belahan dunia yang mengalami penderitaan akibat hegemoni Barat. Di antaranya kasus Palestina, Kashmir, Moro, Patani, Afghanistan, Bosnia, Kosovo, Chechnya, Aljazair, Turki dan Iraq.

KISDI beberapa kali melakukan aksi massa di Jakarta yang dihadiri oleh ribuan umat Islam.

Selain kasus dunia Islam, KISDI juga sering beraksi dalam kasus-kasus nasional yang menyangkut umat Islam. Sebut saja kasus kerusuhan di Tasikmalaya, Kupang, Ambon sampai ke Poso. Pernah beraksi menggugat Harian Kompas, CSIS serta pembelaannya pada syariat Islam yang membuat ia banyak dibenci kelompok sekuler.

Jenazah pria yang lahir pada 1 Februari 1943 ini akan disemayamkan di rumah duka, di Komplek Dokter Jalan H. Baping, Ciracas, Jakarta Timur. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu.[hidayatullah]

Kamis, 23 Februari 2012

Ketika Akhwat Mengajukan Diri



"Assalamu'alaykum..." sapaku dengan nafas setengah tersengal pada Ka Mia sambil cipika cipiki.

"Wa'alaykumussalam warohmatullahi wabarakatuh.. Sehat Dhir?" balasnya sambil tersenyum.

"Alhamdulillah Ka... Kakak udah lama disini?" sahutku sambil menyelonjorkan kaki.

"Baru nyampe juga kok... Mbak Syifa telat katanya, kita diminta mulai dulu. Kita tunggu satu orang lagi aja ya baru kita mulai liqonya..."

"Ok deh ka..."

Kami sama-sama terdiam; aku melepas lelah sambil mengatur nafas yang sempat tersengal karena terburu-buru menuju masjid ini, sedangkan Ka Mia berkutat dengan BB di tangannya. Entahlah, aku melihat ada semburat yang berbeda dari wajah Ka Mia. Seperti tahu sedang diperhatikan olehku, Ka Mia langsung mengalihkan pandangannya dari BB ditangannya ke arahku.

"Dhira, gimana kabar CV-mu? Udah ada CV ikhwan yang masuk belum dari Mbak Syifa?" seungging senyumnya dan pertanyaannya membuat hati ini dag dig dug.

Waduuh, kenapa tiba-tiba Sang Kakak menanyakan hal ini? Aku sebenarnya sudah lama tak ingin membahas tentang hal ini. Ya, sepertinya memang belum bisa tahun ini dan aku sudah menggeser planning itu di 2012 nanti.

"Hmm... belum Ka... Kakak sendiri gimana? Udah lagi proses ya...?" jawabku sambil menggodanya.

Ya. Kami berdua sama-sama sedang dalam masa pencarian dan penantian Sang Belahan Jiwa. Kadang, waktu-waktu menjelang liqo atau setelahnya-lah yang membuat kami sering berbincang tentang masalah perkembangan proses pencarian dan penantian ini. Seperti saat ini yang kami bincangkan.

Teringat dulu, ketika satu bulan aku memasuki kelompok baru ini, ada program ta-akhi (dipersaudarakan) dari Mbak Syifa. Aku dan Ka Mia adalah salah satu pasang ta-akhi dalam lingkaran ini. Program ta-akhi dalam lingkaran kami katanya bertujuan untuk saling menjaga satu sama lain, saudara yang dita-akhikan adalah yang harus paling tahu tentang kondisi saudara yang dita-akhikan dengannya. Walaupun usia Ka Mia terpaut tiga tahun di atasku, tapi kami sudah seperti sahabat dekat, saling bercerita termasuk masalah proses ini. Ya, program ta-akhi dalam suatu 'lingkaran' ternyata amat berdampak untuk bisa saling menjaga.

"Aku juga belum, Dhir... Hmm... karena aku menempuh jalan yang berbeda dari yang lain..." wajah Ka Mia terlihat memerah.

Aku memandanginya dengan bahasa wajah tak mengerti.

"Sebenernya, aku udah ada kecenderungan dengan seorang ikhwan..." lanjutnya sambil lekat memandangku dan sepertinya ingin tahu apa reaksiku.

"Hah? Beneran Ka? Siapa? Aku kenal gak?" rasa penasaranku mulai mencuat ke permukaan hingga bertubi-tubi pertanyaan terlontar.

"Dhira pernah ketemu kok sama orangnya. Inget ga waktu dulu pas Ramadhan, kelompok liqo kita bantuin ngadain buka puasa bersama anak yatim dari kantorku? Nah, yang jadi MC-nya itu, Dhir..." Ka Mia memberikan clue.

Aku mencoba mengingat-ingat. Tak sampai lima menit, aku bisa mengingatnya dengan jelas. Seorang laki-laki berkemeja kotak-kotak tanpa peci membawakan acara buka puasa bersama anak yatim di daerah Jakarta Selatan. Gayanya yang supel dan agak selengekan, tak memperlihatkan tanda-tanda bahwa dia seorang ikhwan. Tapi cukup salut dengannya karena bisa membuat anak-anak kecil tertawa dengan lelucon yang ditampilkannya. Aaahhh, ga salah nih Ka Mia 'naksir' ikhwan seperti dia? Ka Mia yang terkenal sholihah, kalem dan berjilbab lebar 'naksir' ikhwan yang agak selengekan itu.

"Hmm... bukannya Kakak ga kenal dia sebelumnya ya? Dia itu kan yang 'punya' wilayah tempat santunan anak yatim itu bukannya? Ketemunya pas acara itu aja kan?"

"Iya, awalnya emang ga kenal. Ketemu dia juga pas koordinasi beberapa hari menjelang acara dan saat acara. Tapi setelah acara, tepatnya menjelang Idul Fitri, dia add FB-ku. Dari situ akhirnya ada komunikasi via FB. Dan ternyata kantorku juga tertarik untuk menyalurkan qurban Idul Adha di daerahnya, maka jadilah komunikasi itu terjalin kembali."

"Hoo... gitu... Hmm... boleh tau ga ka? Apa sih yang membuat Kakak naksir dia?" rasa keingintahuanku semakin memuncak, hanya ingin tahu apa yang membuat akhwat sesholihah Ka Mia 'naksir' seorang ikhwan.

Dari kejauhan, muncullah seorang akhwat bergamis biru dongker. Rina, seorang saudari di lingkaran ini juga. Maka seperti kesepakatan diawal, liqo ini akan dimulai jika sudah ada satu akhwat lagi yang datang.

"Kapan-kapan lagi aja ya Dhir ceritanya..." ujar Ka Mia setengah berbisik sebelum akhirnya Rina mendekati kami.

Liqo pun dimulai dengan tilawah dan kultum. Tak berapa lama kemudian, Mbak Syifa datang dan memberikan materi tentang sabar.

Tiba-tiba selagi asyik mengetik poin-poin penting dari materi yang disampaikan oleh Mbak Syifa, HP yang kupegang bergetar. Ada SMS masuk. Dari Ka Mia rupanya, padahal kami duduk bersebelahan.

"Dhir, aku mau lanjutin cerita yang tadi, bada liqo, bisa ga? Tapi khawatir dirimu pulang kemaleman..."

Secepat kilat, kubalas SMS-nya: "Insya Allah bisa Ka. Nanti aku pulang naik bajaj, tenang aja.. :)"

"Siip klo gitu, nanti kita sambil dinner aja sekalian..."

"Azzzeeekk... ditraktir... hehe... ^_^ ..."

"Siip, insya Allah... ^_^ ..."

Adzan berkumandang, liqo ditutup sementara untuk shalat maghrib lebih dulu. Aku tak sabar ingin tahu kelanjutan cerita dari Ka Mia, cerita seorang akhwat yang punya kecenderungan lebih dulu terhadap ikhwan. Jarang-jarang ada yang cerita seperti ini ke aku, patut didengarkan. Ya walau kadang ketika seorang akhwat bercerita tak memerlukan saran, maka cukupkan cerita itu sebagai pelajaran.

Liqo pun dilanjutkan. Setelah diskusi tentang materi, saatnya sharing qhodhoya (masalah) dan evaluasi binaan serta amanah. Hingga akhirnya, tepat adzan isya berkumandang, liqo pun usai. Kami bercipika cipiki ria sebelum pulang. Sementara yang lain memutuskan untuk pulang, aku memutuskan untuk sholat isya dulu di masjid, sedangkan Ka Mia yang sedang datang bulan menungguku di teras masjid.

Usai sholat isya, aku dan Ka Mia mulai menelusuri jalan di sekitar RSCM untuk mencari tempat makan. Akhirnya pilihan tempat makan jatuh pada sebuah restoran seafood. Kami memilih menu nasi goreng seafood dan juice strawberry. Sambil menunggu menu yang akan dihidangkan, mulailah cerita tadi sore dilanjutkan.

"Oiya Dhir, tadi sore ceritanya sampai mana ya?" pancing Ka Mia lebih dulu.

"Ohh... tadi itu aku nanya, apa sih yang membuat Kakak punya kecenderungan sama ikhwan itu?"

"Hmm.. Ok, aku akan cerita Dhir. Selama ini aku bisa nahan cerita ini, tapi sepertinya hari ini ga bisa kutahan untuk ga cerita ke kamu. Jadi, tolong dijaga ya..." lagi-lagi senyumnya menyejukkan jiwa.

"Siip Ka, tenang aja. Palingan nanti aku minta ijin buat nulis tentang ini, itupun kalo Kakak ngijinin... hehe, dengan sedikit penyamaran tentunya. Maklum, penulis, slalu mencuri-curi kesempatan untuk menuliskan pengalaman yang inspiratif..." jawabku sekenanya.

Ternyata direspon baik oleh Ka Mia, "Boleh banget Dhir, aku percayakan ke kamu deeh..."

Menu yang ditunggu pun datang. Berhubung lapar sangat, aku meminta ijin untuk mendengarkan cerita sambil makan. Dan Ka Mia pun memulai ceritanya.

"Alasan aku punya kecenderungan dengan ikhwan itu sebenernya karena ada kriteria calon suami yang pas pada dirinya. Ini terkait karakter dia, entahlah aku merasa 'klik' aja dengan karakternya. Orangnya supel dan dengan gayanya yang seperti itu, aku yakin dia bisa memudahkan aku untuk berda'wah di keluarga besar. Karena selama ini, aku agak sulit 'berpengaruh' di keluarga besar."

Masya Allah, alasannya ternyata itu; karakter untuk memudahkan berda'wah di keluarga besar. Beda dah emang kriteria akhwat sholihah untuk calon suaminya, bervisi da'wah euy. Bukan kriteria fisik, misalnya putih dan tinggi, seperti yang biasanya sering dicurhatkan ke aku oleh beberapa akhwat yang mencantumkan putih dan tinggi sebagai kriteria calon suami mereka. Ya, karena jika dilihat dari fisiknya, ikhwan yang dicenderungi oleh Ka Mia, termasuk yang biasa saja, standar, tidak putih dan juga tidak tinggi, tapi tetap lebih tinggi Sang Ikhwan dibandingkan Ka Mia.

"Oohh gitu Ka... trus akhirnya apa yang Kakak lakukan?" tanyaku sambil menyeruput juice strawberry.

"Akhirnya, setelah istikharah beberapa malam, aku sampaikan tentang hal ini ke Mbak Syifa. Mbak Syifa pun berusaha mencarikan jalur tarbiyah Sang Ikhwan lewat teman Mbak Syifa. Nunggu kabar itu, lama banget, berminggu-minggu baru dapat kepastian bahwa ternyata temannya Mbak Syifa yang ada di daerah yang sama dengan ikhwan itu, ga bisa mendeteksi karena ga ada yang kenal dengan ikhwan itu. Waaah, sempet terpikir tuh sama aku, ini ikhwan, tarbiyahnya sehat gak ya? kok ga dikenal ya di daerahnya sendiri? Mbak Syifa pun ga bisa bantu lagi. Kembali aku istikharah, nanya sama Allah, gimana lagi ini caranya untuk menemukan jalur tarbiyahnya? Dan akhirnya petunjuk itu datang. Aku teringat pas koordinasi acara santunan anak yatim itu, aku juga koordinasi sama seorang akhwat selain sama Sang Ikhwan. Tentunya Sang Akhwat mengenal baik Sang Ikhwan karena berada di satu daerah. Akhwat itu udah punya anak dua, Mba Nany namanya. Aku beranikan diri menyatakan hal itu ke Mba Nany via FB, tapi ijin dulu ke Mbak Syifa. Mba Syifa mempersilakan. Alhamdulillah, Mbak Nany merespon cepat, beliau minta Murobbiyah-ku untuk hubungin beliau, kemungkinan besar Mbak Nany tahu jalur tarbiyah Sang Ikhwan. Aku kasih tahulah respon ini ke Mbak Syifa dan minta tolong Mbak Syifa hubungin Mbak Nany. Aku kasih nomor Mbak Nany ke Mbak Syifa."

"Sambil dimakan Ka..." sela-ku karena melihat nasi di piring Ka Mia masih banyak dibandingkan nasi di piringku yang tinggal beberapa suap.

Ka Mia pun menyuapkan nasi goreng seafood ke mulutnya.

"Waah, ribet juga ya Kak, prosesnya. Salut aku, Kakak sampai sebegitu beraninya."

"Ya namanya juga ikhtiar, Dhir... Aku juga ga nyangka bakal seberani ini. Tapi ya itu tadi, sebelum bertindak apa-apa, aku istikharah dulu, curhat ke Allah. Dan Allah memantapkan hati ini untuk bertindak pada akhirnya, makanya aku berani. Pas mau cerita ke Mbak Syifa dan Mbak Nany aja, ada rasa ga berani... Tiap mau kirim message, pasti di-delete lagi, diurungkan niatnya. Baru ada keberaniaan mengirim message setelah shalat istikharah..."

Masya Allah, baru kali ini aku mendengar cerita akhwat yang mencari jalur tarbiyah ikhwan. Biasanya, ikhwan yang berusaha mencari jalur tarbiyah akhwat. Benar-benar jalan yang ditempuh berbeda dari yang lain. Tak sabar diri ini menunggu cerita selanjutnya dari Ka Mia.

"Trus akhirnya udah ada progress dari Mbak Nany dan Mbak Syifa?"

Ka Mia menyeruput juice strawberry-nya baru kemudian melanjutkan cerita, dengan sedikit menghela nafas.

"Huuffhh. Ya, aku udah dapet kabar dari Mbak Syifa, baru aja kemarin Mbak Syifa meminta aku kerumahnya. Jadi ternyata, Mbak Nany itu harus nanya dulu ke Murobbiyahnya untuk mencari tahu siapa Murobbi Sang Ikhwan. Makanya agak lama juga progressnya, hampir satu bulan. Mbak Syifa ga tau bagaimana Murobbi Mbak Nany mengkomunikasikan hal ini ke Murobbi Sang Ikhwan, yang jelas Mbak Syifa mohon tidak menyebutkan namaku, untuk menjaga izzah. Trus barulah dapet kabar kalo Murobbi Ikhwan itu agak keberatan dengan akhwat yang mengajukan diri lebih dulu, dan ada kemungkinan Murobbi Ikhwan itu sudah punya proyeksi akhwat lain untuk Sang Ikhwan. Mungkin Sang Murobbi menginginkan binaanya ta’aruf dimana masing-masing belum saling kenal, berbekal dari CV pilihan sang Murobbi, masih seperti jaman awal da’wah dulu. Kalo kata Mbak Syifa, kebanyakan Murobbi Ikhwan itu biasanya memang masih belum menerima jika ada akhwat yang mengajukan diri lebih dulu, beda dengan Murobbi Akhwat yang lebih terbuka dan ga mempermasalahkan kalo ada akhwat yang mengajukan diri. Jadi memang agak sulit kalo Mbak Syifa harus ngomong langsung ke Murobbi Sang Ikhwan. Soalnya kan udah tau pandangan Murobbi Ikhwan itu terkait akhwat yang mengajukan diri lebih dulu, seperti apa. Lagipula sempat disinggung kemungkinan sudah ada proyeksi akhwat lain untuk sang ikhwan dari Murobbinya. Kalo Mbak Syifa langsung menghubungi Murobbi Sang Ikhwan, itu pasti mau ga mau akan membuka namaku. Mbak Syifa juga masih bingung makanya mau gimana kelanjutannya dan keputusan itu diserahkan ke aku; mau dihentikan atau mau tetap lanjut tapi gimana caranya? Ya, gitu deh ceritanya... Gimana tanggapanmu, Dhir?" Ka Mia mengakhiri cerita itu dengan senyum simpulnya.

Aah... Ka Mia masih bisa tersenyum dengan kabar seperti itu. Jika aku berada di posisinya mungkin sudah menyerah dengan perjuangan untuk menuju ta'aruf yang super duper ribet seperti itu. Belum aja ta'aruf, sudah ribet sedemikian rupa, apalagi jika sudah ta'aruf dan menuju jenjang pernikahan.

"Hoalah... Kok ribet banget ya ka? Murobbi ikhwan udah jelas-jelas keberatan kalo akhwat mengajukan diri lebih dulu dan sepertinya udah punya proyeksi akhwat lain untuk Sang Ikhwan. Uppss... maaf Ka..." aku menahan kata-kata lainnya untuk dikeluarkan, khawatir menyinggung perasaan Ka Mia.

"Kok minta maaf? Ga papa Dhir... Ya begitulah ikhwan, kadang sulit dimengerti. Aku juga belum tau apakah Sang Ikhwan memiliki kecenderungan yang sama atau ga sepertiku. Masalahnya, baru kali ini aku menemukan seseorang yang aku rasa 'klik' denganku, maka aku mau coba berusaha mengikhtiarkan jalan ini. Di usia yang sudah seharusnya menikah, apalagi yang ditunggu jika ada seseorang yang dirasa sudah cocok dengan kita. Jalan satu-satunya adalah mengikhtiarkan walaupun aku belum tau sebenarnya apakah ikhwan itu punya kecenderungan yang sama. Jika sudah diikhtiarkan jadi ga penasaran. Toh kalo jodoh ga kemana kan?"

Aah... Kata-katanya ini sungguh menancap dalam ke relung hatiku. Usia Ka Mia yang saat ini sudah menginjak 26 tahun memang sudah selayaknya menikah. Aku saja yang 3 tahun dibawahnya juga sedang dalam pencarian dan penantian, apalagi Ka Mia yang sudah bertahun-tahun mencari dan menanti. Tak terbayangkan bagaimana perasaannya selama itu menanti.

"Iya, ka... insya Allah jodoh ga pernah ketuker. Kalo memang Ka Mia berjodoh di dunia ini dengan ikhwan itu, insya Allah jalan menuju kesana pasti terbuka. Hmm... kalo menurutku ga masalah sebenernya akhwat mengajukan diri lebih dulu, itupun ada contohnya dari bunda Khadijah. Ya tapi memang ga lazim aja di jaman sekarang ini, masih dianggap tabu bagi sebagian besar orang. Oya, aku mau tanya sama Kakak donk, apa Kakak udah tahu betul bagaimana akhlaq Sang Ikhwan hingga akhirnya Kakak berniat mengajukan diri lebih dulu?" naluri konsultan mulai muncul dalam diri.

"Insya Allah udah, Dhir. Ketika aku mengutarakan hal ini ke Mbak Nany, yang juga kenal baik dengan ikhwan itu, aku juga minta dijelaskan bagaimana karakter dan sifat Sang Ikhwan selama bekerjasama dengan Mbak Nany. Mbak Nany bilang, Sang Ikhwan punya daya juang yang tinggi, walau terlihat selengekan termasuk yang mudah dinasihati. Untuk kesiapan menikah dalam waktu dekat, Mbak Nany melihat sudah ada kesiapan dari Sang Ikhwan. Tapi mungkin ada sedikit masalah pada financial karena Sang Ikhwan masih harus membiayai adiknya yang masih SMA dan yang masih skripsi. Dari penjelasan Mbak Nany, makin memantapkan diriku, Dhir," jelas Ka Mia.

"Hoo... bagus deh kalo gitu Ka. Karna kan ketika bunda Khadijah ingin mengajukan diri, beliau mencari tahu dulu akhlaq Muhammad melalui perantara Maisarah, orang kepercayaannya, dengan melakukan perjalanan dagang bersama. Trus setelah tahu dan mantap, baru deh meminta Nafisah, wanita setengah baya, untuk ngomong dari hati ke hati sama Muhammad. Ga langsung nembak bahwa Khadijah suka dan menginginkan Muhammad sebagai suaminya. Tapi menanyakan hal-hal umum terkait kesiapan Muhammad tentang pernikahan dan apakah sudah ada calon atau belum. Ketika Muhammad bilang belum ada calon, maka Nafisah mengajukan wanita dengan kriteria tertentu, rupawan, hartawan dan bangsawan, tidak menyebutkan bahwa Khadijah orangnya. Namun dari kriteria yang disebutkan itu, Muhammad pun paham siapa yang dimaksud. Ya, berarti Kakak udah menempuh jalan sampai tahap Maisarah, tinggal mencari Nafisahnya Ka."

"Hmm... iya betul, Dhir... Aku juga sempat terpikir hal itu, tapi siapa ya yang bisa menyampaikannya?"

"Sebenernya menurutku, Mbak Nany juga bisa langsung berperan sebagai Nafisah. Tadi kan Kakak bilang agak sulit dengan Murobbi ikhwannya. Kan bisa aja Mbak Nany yang mancing lebih dulu, untuk ta'aruf selanjutnya bisa diserahkan via Murobbi, jika tentunya Sang Ikhwan juga punya kecenderungan yang sama. Setidaknya Mbak Nany bisa mengorek informasi apakah Sang Ikhwan sudah punya calon yang akan dinikahi atau belum, atau sudah ada kecenderungan dengan akhwat lain atau belum. Kalo belum, bisa aja dengan sedikit candaan, Mbak Nany menawarkan ke Sang Ikhwan, sambil ngomong kayak gini: saya ada akhwat nih yang udah siap nikah dan sedang mencari pendamping, bersedia ga? Kriterianya bla bla bla, nyebutin kriterianya Ka Mia. Kalo Sang Ikhwan bersedia dengan kriteria yang disebutin, Mbak Nany bisa langsung kasih tahu kalo akhwat yang udah siap nikah itu adalah Ka Mia. Mbak Nany, Ka Mia dan Sang Ikhwan kan udah saling kenal, jadi lebih gampang seharusnya. Nah, nanti kan jadi makin tahu gimana respon Sang Ikhwan jika ternyata akhwat yang ditawarkan itu Ka Mia. Kalo ikhwan bilang lanjut, maka dia bisa langsung bilang ke Murobbi-nya kalo dia sudah siap nikah dan sudah punya nama. Kalo udah binaan sendiri yang bilang ke Murobbi mah, biasanya udah gampang Ka, apalagi udah ngajuin nama. Kalo kayak gini prosesnya kan jadi ga keliatan kalo Ka Mia yang mengajukan diri lebih dulu, tapi harus bermain 'cantik' dalam proses, jangan sampai Sang Ikhwan tahu kalo Ka Mia mengajukan diri. Hehe..." panjang lebar aku menjelaskan bagaimana sebaiknya penerapan proses Ka Mia dan Sang Ikhwan seperti proses Khadijah dan Muhammad.

"Hwwaaa... Dhiraaa, kamu udah kayak konsultan jodoh aja deh. Jadi tercerahkan nih aku jadinya" Ka Mia menepuk pipiku yang gembul.

"Semoga bisa sedikit ngasih solusi untuk proses Kakak yang rumit itu, masa' hanya gara-gara Murobbi ikhwan, langsung mundur? Ada banyak jalan menuju Roma... hehe..."

"Sip, insya Allah... Naaah, kamu sendiri gimana nih Dhir? Udah nemu yang cocok denganmu belum?" tembak Ka Mia kepadaku.

"Hehe... aku mah sabar aja Ka dalam penantian ini, nunggu Pangeran Berkuda Putih dateng ngelamar aja, hehe..." jawabku sedikit asal.

"Sabar dalam penantian itu bagi seorang akhwat ga berarti pasif, tinggal nunggu. Akhwat juga harus aktif dalam penantian. Jumlah akhwat itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ikhwan. Terlepas dari jodoh adalah takdir, tetep harus ikhtiar yang terbaik untuk mencari calon imam bagimu dan anak-anakmu kelak. Memang benar jodoh itu di tangan Allah, tapi kita juga harus aktif berikhtiar mengambil dariNYA. Kalo memang di sekitarmu ada ikhwan yang dirasa cocok denganmu, coba aja kamu ajukan diri, bilang ke Mbak Syifa, katanya target tahun ini kan? Tentunya dengan tetap menjaga izzah sebagai seorang akhwat dan jangan pernah tinggalkan istikharah dalam mengambil tindakan apapun..." ujar Ka Mia memberi masukan untukku.

"Hahaha... ga jadi tahun ini Ka... Ga keburu... Jadi, tahun depan aja targetnya insya Allah... hehe..."

"Jiiaahhh... kamu ini udah siap belum sih? Apa cuma sekadar ingin menikah? Lagi labil gitu maksudnya..." ledek Ka Mia.

"Siap gak siap mah harus nyiapin diri Ka... Tapi apa mau dikata kalo Pangeran Berkuda Putihnya belum muncul-muncul juga?" aku menimpali ledekan Ka Mia.

"Yaudah, kita saling mendoakan ya yang terbaik, dan ikhtiar yang terbaik juga... Jazakillah ya Dhir, udah mau denger ceritaku dan ngasih solusinya... Aku cerita ini cuma ke tiga orang, Mbak Syifa, Mbak Nany dan kamu. Bahkan aku cerita detail seperti ini cuma ke kamu loh... Hehe..."

"Sama-sama Ka, ceritanya menginspirasi banget. Jarang loh ada akhwat yang berani mengajukan diri. Dan aku rasa, hanya akhwat tangguh yang bisa seperti itu. Tangguh akan perasaan dan hatinya. Alhamdulillah kalo ada respon positif dari Sang Ikhwan, kalo responnya negatif? Hanya akhwat tangguh yang bisa menerima kemungkinan kedua; ditolak... Aku salut deh sama Kakak. Semoga lancar urusannya ya Ka... Doain aku juga, semoga Pangeran Berkuda Putihku segera datang menjemputku... hehe..."

"Aamiin... insya Allah saling mendoakan yang terbaik..."

Kami pun menyudahi dinner. Ka Mia menungguku hingga naik bajaj. Ah, sungguh malam yang berkesan dalam kebersamaan dengan saudari seperti Ka Mia.

***

Sesampai di rumah, kurebahkan diri ini di tempat tidur, menatap langit-langit kamar yang tak begitu tinggi. Pandangan kualihkan ke sebelah kanan tempat tidur. Ada sebuah diary biru yang tergembok. Aku buka dompetku dan kukeluarkan sebuah kunci di sela-sela saku dalamnya. Gembok 'blue diary' itu pun kubuka. Kuraih ballpoint tepat di samping kananku. Baru saja tangan ini tergerak untuk menulis, terdengar sebuah dering dari HP-ku. Kuraih HP dan terteralah sebuah pesan dari YM-ku.

"Asslm. Dhir, gmana nih kabarnya? lagi deactive FB ya?"

Ah... Rasa yang tak biasa itu muncul lagi, tepat di hari ke-7 aku mendeaktif akun FBku. Kenapa nama seorang ikhwan yang tertera di YM-ku menyadari bahwa aku sedang mendeaktif FB-ku? Kata-kata Ka Mia pun terngiang:

"...Kalo memang di sekitarmu ada ikhwan yang dirasa cocok denganmu, coba aja kamu ajukan diri, bilang ke Mbak Syifa..."

"...Kalo memang di sekitarmu ada ikhwan yang dirasa cocok denganmu, coba aja kamu ajukan diri, bilang ke Mbak Syifa..."

"...Kalo memang di sekitarmu ada ikhwan yang dirasa cocok denganmu, coba aja kamu ajukan diri, bilang ke Mbak Syifa..."

Segera kutepis kata-kata itu dan mencoba menepis rasa yang terlanjur ada. Tak terasa, bulir-bulir hangat itu membasahi pipi. Kugerakkan tangan ini untuk menulis dalam 'blue diary'.

Jika anugrah itu membahagiakan
Maka cinta yang [katanya] merupakan anugrah dariNYA
Seharusnya juga membahagiakan

Namun adakalanya
Ada yang merasa tak bahagia dengan cinta
Atau janganlah terlalu dini menyebutnya cinta
Mari kita sebut saja sebuah rasa
Rasa yang berbeda
Yang [lagi-lagi katanya] menggetarkan jiwa

Aha
Mungkin memang belum saatnya
Rasa itu ada
Hingga diri merasa nista dengan rasa
Atau jangan-jangan rasa yang ada
Didominasi oleh nafsu sebagai manusia

Jika itu permasalahannya
Maka titipkanlah rasa pada SANG PENGUASA
Biarkan ia yang belum saatnya, bersamaNYA
Biarkan waktu yang kan menjawabnya
Hingga Dia mengembalikan rasa itu jika saatnya tiba

Wanita... Wanita...
Slalu saja
Bermain dengan rasa
Maka mendekatlah padaNYA
Agar rasa yang belum saatnya
Tetap terjaga
Agar rasa yang ada
Tak membuat hati kecewa
Agar rasa yang dirasa
Tak membuat jauh dariNYA

Biarkanlah diri merasa nista dengan rasa
Jika ternyata nafsu tlah menunggangi ia yang belum saatnya
Hingga akhirnya membuat diri menangis pilu karenanya
Menangis karena menyadari bahwa dirinya masih rapuh ternyata
Masih perlu belajar bagaimana mengelola rasa yang belum saatnya

Ya Rabbana
Hamba titipkan rasa yang belum saatnya
Agar ia tetap suci terjaga
Hingga waktunya tiba

Ah... Aku bukanlah akhwat tangguh yang bisa memperjuangkan rasa yang terlanjur ada. Aku hanya akhwat biasa yang tak sanggup akan rasa yang belum saatnya, karena aku bukanlah Khadijah yang mulia.

*based on true story

Lhinblue Alfayruz
http://perempuanlangitbiru.multiply.com

China Dukung Persatuan Palestina, Israel Diminta Menerima



Islamedia - Utusan khusus China untuk Timur Tengah Wu Sike mengatakan Israel mesti menerima baik bersatunya antara faksi Palestina, Fatah dan HAMAS.

"Saya berharap Israel akan menerima baik kenyataan (mengenai persatuan) ini dan melakukan upaya yang mendukung kemajuan bagi proses perdamaian," kata Wu Sike kepada Xinhua dalam suatu taklimat baru-baru ini. Ia menolak sikap resmi Israel untuk tak mau berunding dengan pemerintah Palestina yang meliputi HAMAS.

Kedua faksi Palestina tersebut menandatangani kesepakatan persatuan dua pekan lalu di Doha, Qatar. Menurut kesepakatan itu, Pemerintah Otonomi Nasional (PNA) saat ini, pimpinan Presiden Mahmoud Abbas akan menjadi awal bagi pemerintah persatuan nasional yang akan dibentuk untuk wilayah Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza.

Utusan China itu, yang melakukan kunjungan ke wilayah tersebut, menegaskan tindakan Palestina itu adalah langkah menuju kesepakatan akhir antara Israel dan Palestina, demikian laporan Xinhua, Selasa pagi. Ia mendesak Israel agar mengizinkan HAMAS --yang ia gambarkan sebagai bagian utuh proses politik-- bergabung dalam perundingan.

Satu sumber resmi di kantor perdana menteri Israel, Senin (20/2), memberi tahu Xinhua bahwa pemerintah Israel telah menyampaikan kembali sikapnya untuk tidak berunding dengan setiap pemerintah Palestina yang meliputi HAMAS.

"China bersedia memainkan peran konstruktif dalam membawa Israel dan Palestina kembali ke perundingan perdamaian," kata utusan China itu. Ditambahkannya, proses perdamaian Palestina-Israel mesti tetap berpusat pada masalah Timur Tengah, kendati ada perubahan belakangan ini dalam situasi regional dan internasional.

Kami menyampaikan harapan pemerintah China bahwa kedua pihak "akan memperlihatkan cukup keluwesan dan menciptakan suasana yang lebih mendorong bagi dilanjutkannya perundingan perdamaian".[antara/xinhua]

Satpol PP Razia Warung Remang-Remang CIMONE


TANGERANG-Satpol PP Kota Tangerang, Selasa (21/2) malam, melakukan razia di sejumlah warung remang-remang yang ada di Kota Tangerang. Dari razia itu ditemukan banyak minuman beralkohol yang dijual di warung tersebut.

"Dari operasi semalam dari pukul 19.00 sampai dengan 22.00, kami berhasil mengamankan 95 botol minuman keras berbagai jenis dari beberapa tempat," ucap Irman Pujahendra, Kepala Satpol PP Kota Tangerang, Rabu (22/2).

Menurut Irman, lokasi yang menjadi target operasi antara lain, Jalan Husein Sastranegara (Kecamatan Benda), Jalan Supriadi, Jalan Dimyati, Jalan Soleh, Jalan Soleh Ali, Jalan TMP Taruna (Kecamatan Tangerang), Jalan Merdeka, Terminal Cimone, Jalan Imam Bonjol (Kecamatan Karawaci), Jalan Iman Bonjol, dan Jalan Anisa (Kecamatan Cibodas).

"Razia ini kami lakukan seiring penerapan Perda Nomor 7 tahun 2005 tentang Pelarangan Pengedaran dan Penjualan Minuman Beralkohol. Kami ingin melihat sejauh mana para pedagang itu mematuhinya," ucap Irman.

Karena jika dibiarkan, lanjut Irman, akan sangat berbahaya bagi generasi muda Kota Tangerang. "Kami tidak ingin anak muda di sini mabuk-mabukan. Karenanya kami menentang jika ada yang mau mencabut perda ini," ucapnya. (RAZ)

MTQ NASIONAL SERPONG



TANGERANGNEWS—Komplek Masjid Asmaul Husna di kawasan perumahan Alam Sutera, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangsel, Rabu pagi (22/2/2012) terlihat lebih ramai dari hari biasanya. Puluhan orang berlalu lalang di kawasan masjid itu. Ada yang memasang tenda raksasa, memasang umbul-umbul dan baliho serta memasang panggung dan dekorasi. Semuanya terlihat semarak.

Aktivitas yang di luar kebiasaan di masjid megah itu memang sengaja dilakukan orang-orang tersebut. Hal itu sebagai persiapan digelarnya Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang ke-3 tingkat Kota Tangerang Selatan yang digelar di Masjid Asmaul Husna. Setelah tahun lalu Pamulang sebagai tuan rumah, tahun ini Kecamatan Serpong Utara yang didaulat sebagai ‘sohibul bait’ dalam ajang yang digelar pada Jumat-Minggu (24-26 Februari 2012).

Layaknya tuan rumah yang baik, seluruh persiapan sudah dilakukan oleh Kecamatan Serpong Utara sejak jauh-jauh hari. Mulai pembentukan panitia, penentuan lokasi panggung utama dan arena perlombaan, persiapan logsitik dan juga persiapan acara. Dan kini, di sisa waktu yang tinggal beberapa hari menjelang perlombaan, persiapan pun nyaris hanya tinggal teknis pelaksanaan.

Menurut Sekretaris Kecamatan Serpong Utara Heryadi, untuk persiapan arena perlombaan seperti pembuatan panggung saat ini sudah hampir 80 persen. Begitu juga persiapan pendukung lainnya seperti akomodasi peserta, pengisi acara termasuk dewan hakim dan logistik selama acara pun sudah siap.

“Insya Allah kita sudah siap, tinggal pelaksaanaan. Mudah-mudahan nanti pada saat pelaksanaan semua berjalan lancar hingga akhir,” kata Heryadi yang duduk sebagai Sekretaris dalam kepanitiaan MTQ ke-3 Kota Tangsel.

Ribuan Orang Bakal Hadiri MTQ

Seperti tahun-tahun sebelumnya, cabang perlombaan yang digelar di MTQ ke-3 Kota Tangsel tahun ini juga tidak mengalami perubahan. Beberapa cabang perlombaan itu di antaranya Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), Musabaqah Hifdzil Quran, Tafsir Quran, Fahm Quran, Khath Al-Quran, Murotal Alquran, Syarah Quran dan Qiroatul Kutub. Selain mempertandingkan untuk tingkat dewasa, beberapa jenis perlombaan juga mempertandingkan untuk kategori anak-anak.

Untuk memepermudah jalannya lomba, panitia menyediakan tidak hanya satu arena tapi hingga sembilan arena yang berbeda-beda. Kesembilan arena itu adalah arena A yang merupakan panggung utama berlokasi di Masjid Asmaul Husna, arena B berlokasi di Masjid Al Awabin, Kelurahan Pakujaya, arena C di halaman Kelurahan Pakualam, arena D di Masjid Al Mu’minin, Kelurahan Pakulonan, dan arena E di Masjid Ainul Yaqin, Kelurahan Pondok Jagung Timur. Kemudian arena F di SMPN 15, Kelurahan Pakualam, arena G di Sekolah Ar Rahmaniyah, Kelurahan Pakualam, arena H di SMPN 16, Kelurahan Pakujaya, dan arena I di Masjid Nurul Ikhlas, Kelurahan Pakujaya.

“Selain itu kami juga menyediakan tujuh penginapan untuk masing-masing kafilah,” imbuh Heryadi.

Tak hanya berisikan perlombaan saja, untuk lebih memeriahkan MTQ kali ini, panitia juga mengadakan sejumlah hiburan. Antara lain pertunjukan seni dan defile/pawai taa’ruf kafilah.
Heryadi menambahkan, sesuai arahan dari LPTQ dan demi menyemarakkan acara tersebut, masing-masing kafilah (utusan kecamatan) diminta mengirimkan 300 orang sebagai peserta pawai. Selain itu, dari setiap instansi, badan atau kantor juga wajib mengirimkan peserta pawai ta’aruf dengan jumlah tergantung masing-masing instansi.

“Tapi khusus untuk Serpong Utara, kita selaku tuan rumah targetkan minimal seribu orang yang hadir mengikuti pawai,” tukas Heryadi.

Untuk rute pawai sendiri, jelas Heryadi akan mengambil start di Sport Center Graha Raya Bintaro kemudian berturut-turut melintasi Jalan Graha Raya, Jalan Bhayangkara Raya, Jalan Raya Alam Sutera dan finish di Sport Center Alam Sutera. Sebagai pengawalan selama pawai berlangsung, panitia akan menerjunkan sedikitnya 150 orang yang berasal dari kepolisian, satpol PP, Koramil dan Dinas Perhubungan.

“Para petugas keamanan itu akan berjaga-jaga tidak hanya pawai saja, tapi selama MTQ berlangsung,” dia menambahkan.

Sukses Penyelenggara, Sukses Prestasi

Menyinggung tentang target dari Kecamatan Serpong Utara, Heryadi mengaku tidak muluk-muluk. Namun secara pribadi, ia berharap ada dua kesuksesan yang bisa diperoleh. Yang pertama sukses dalam penyelnggaraan. Maksudnya, selama acara tidak ada gangguan. Yang kedua sukses prestasi atau bisa meraih juara umum.

“Kalau bisa Serpong Utara bisa jadi juara umum. Tapi yang lebih penting bagi kami sebagai tuan rumah adalah sukses penyelenggaraan,” papar dia. Sekadar diketahui, pada MTQ tahun lalu di Pamulang, Serpong Utara hanya menempati peringkat keempat dari tujuh kafilah. Sedangkan pada tahun 2010, Serpong Utara menempati peringkat ketiga. (FAW/ADV)

5 Sebab Melemahnya Iman Aktifis Dakwah


Kelemahan yang paling lemah dan melemahkan seorang muslim adalah lemah iman. Dengan mengetahui sebabnya, diharapkan kita mampu mengatasinya, sehingga iman kita semakin kuat dan kokoh.

Berikut ini 5 sebab kelemahan iman, khususnya pada aktifis dakwah :

Tenggelam dalam Kesibukan Duniawi
Tak seorang pun yang luput dari urusan dunia, termasuk seorang dai. Bahkan Al-Qur’an sendiri mengingatkan kita agar mencari akhirat tanpa melupakan dunia. Namun, ketika kesibukan dunia yang menguasai jiwa, ketika seseorang tenggelam dalam kesibukan duniawi, maka iman akan melemah segera.

”Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka ampunilah kami.”

Lalai terhadap Faktor Penguat Iman
Lalai dalam mengetahui faktor-faktor yang dapat menguatkan dan meningkatkan iman kepada Allah adalah sebab melemahnya iman. Yakni ketika seseorang tidak memahami dan mengamalkan bahwa ibadah, dzikir, dan kebajikan itulah penguat iman. Saat seseorang menambah kebaikan, sejatinya ia meningkatkan iman. Sebaliknya, siapa yang memilih malas-malasan dari beramal kebajikan, pada saat yang sama ia telah membuat imannya lemah.

Sebagian sahabat berkata, “Iman itu bertambah dan berkurang. Ia bertambah dengan ketaatan dan zikir kepada-Nya, ia berkurang dengan kemaksiatan dan lupa kepada-Nya.”

Menumpuknya Aktifitas dan Beban yang Membuat Ruh dan Jiwa Kehilangan Haknya
Aktifitas yang padat dan beban kerja yang menumpuk -termasuk aktifitas politik dan kerja-kerja sosial- jika tidak dimenej dengan baik akan berakibat pada melemahnya iman. Mengapa? Karena padatnya aktifitas dan menumpuknya beban kerja bisa menjadikan seseorang mengabaikan hak-hak ruh dan jiwanya. Ketika hak-hak ruhiyah itu tak dipenuhi, kegersangan jiwa terasa. Hilangnya sikap bijaksana, pudarnya ketenangan dan kedamaian, dan sempitnya dada adalah indikasi melemahnya iman akibat hak ruh yang tak tertunaikan ini.

Mengejar Target Dakwah, Melupakan Penguat Iman
Ada sebagian aktifis yang sangat bersemangat dalam aktifitas dakwah untuk mengejar target-target kuantitas, namun ia lupa faktor-faktor yang dapat meningkatkan iman. Ia menyeru orang lain, namun meninggalkan dirinya sendiri. Merasa kesibukan sebagai aktifis dan pekerjaan dakwah sudah cukup menjamin menguatnya iman.

Aktifitas dan Peran yang Tak Seimbang
Seorang Muslim, khususnya seorang dai, pasti memiliki lebih dari satu peran dalam hidupnya. Ada peran keluarga sebagai suami (bagi yang sudah menikah), ayah (bagi yang telah memiliki anak), anak (khususnya bagi aktifis muda yang belum menikah), karyawan atau pimpinan di tempat kerja, anggota masyarakat di lingkungannya, organisatoris dan aktifis di organisasinya yang kadang-kadang lebih dari dua, dan seterusnya.

Ketika aktifitas hanya difokuskan pada satu peran, sementara pada banyak peran yang lain ia abai kemudian gagal, maka iman bisa melemah karena ia akan tersibukkan dengan banyak lubang masalah yang ia gali sendiri. Aktifitas yang seimbang, pemenuhan semua peran dengan seimbang lebih menjamin seorang aktifis dakwah untuk tidak hanya imannya tak terganggu dari arah itu, namun juga membuatnya menjadi lebih ideal. []

Tsiqah Terus Taat dalam Berjamaah



Islamedia - Melihat apa yang terjadi di masa kejayaan islam dan masa kini, kita bisa melihat bahwa ketsiqahan dan ketaatan kepada qiyadah merupakan hal yang mendasar dalam dakwah ini. Tanpa hal ini, dakwah bisa dikatakan tidak ada.Apa defines tsiqah, taat dan qiyadah itu?

Mari kita mulai dengan pembahasan tentang qiyadah itu apa. Qiyadah berasal dari kata qaada-yaqudu-qiyadatan artinya menuntun atau memimpin.Dalam literature istilah kepemimpinan meliputi: imam, khalifah, amir, walidanshultan, ketuakelas, ketua rohis, mas’ul, pemimpin hizb juga qiyadah kita .Apapun sebutannya maknanya adalah satu, yaitu yang memerintah dengan syari’at Allah dan sunnah Nabi-Nya. Jabatan tersebut adalah merupakan pengganti nabi Muhammad SAW dengan tugas melaksanakan dan menegakkan agama serta menjalankan kepemimpinan Islam. Pemimpin (qiyadah) dalam satu jamaah ibarat kepala bagi tubuh, lambing kekuatan, persatuan, keutuhan dan disiplin shaff. Kedudukan pemimpin tidak boleh jadi rebutan dan pelampiasan ambisi pribadi sebab kepemimpinan adalah tanggung jawab dan amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah SWT.

Tsiqah, Imam Hasan Al Banna menjelaskan bahwa makna tsiqah adalah ketenangan jundi terhadap qiyadahnya dalam hal kemampuannya dan keikhlasannya yang menjadikannya semakin cinta, menghargai, menghormati serta taat. Allah berfirman: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. (QS. An-Nisaa’: 65).

Sementara taat, Imam Hasan Al Banna menjelaskan dalam Risalah Ta’lim menjelaskan bahwa ta’at yang dimaksud adalah bahwa anggota jama’ah(jundi) menaati perintah dan melaksanakannya.

Nah kalau kita udah tahu pengertian semua diatas, kita masuk ke bahasan selanjutnya yuk, yaitu tentang pentingnya dua hal diatas dalam jama’ah.

Kita mungkin sama-sama sudah tahu bahwa dua hal diatas adalah salah dua dari rukun bai’at. Yang namanya rukun, kalau ditinggalkan pastinya membuat sesuatu itu tidak sah atau tidak diterima. Begitu juga dengan tsiqah dan taat, kalau ditinggalkan berarti jama’ah itu tidak akan ada. Kalaupun ada, pasti jama’ah itu hanya nama saja, tidak ada kesamaan visi, misi dan obsesinya. Jama’ah bohongan namanya, yang didalamnya pasti dipenuhi oleh obsesi pribadi para anggotanya.

Tsiqah, baik jundi kepada qiyadah ataupun qiyadah kepada jundinya, sangat penting. Si qiyadah yang percaya bahwa jundinya mempunyai kemampuan yang cukup untuk melaksanakan semua seruan jama’ah dan percaya bahwa jundinya akan mendukung penuh perjuangan dakwah ini. Si jundi yang percaya dengan kemampuan qiyadahnya dan percaya bahwa apa yang diperintahkan, dinyatakan, dilakukan oleh qiyadahnya itu benar adanya, sesuai dengan syari’at islam dan pastinya itulah langkah terbaik yang ditempuh dan diambil.

Ketika ketsiqahan sudah tertanam dalam hati masing-masing, maka ini bisa menjadi sebab musabab munculnya keta’atan. Ketika si jundi sudah percaya kepada sang qiyadah, maka apapun yang diperintahkan akan dilaksanakannya dengan penuh keta’atan. Ini bukanlah tanda ada system kasta dalam islam, tapi keta’atan mereka itu hanya dipersembahan untuk Allah semata. Itu hanyalah salah satu jalan menuju kehormatan sejati.

Banyak kisah dari pendahulu kita yang memberikan penguatan tentang memang sangat besar pengaruh tsiqah dan ta’at dalam jama’ah. Apabila keduanya itu ditunaikan, maka akan mendatangkan kemaslahatan yang besar. Sementara apabila keduanya itu diabaikan, maka bisa mendatangkan kamadhorotan yang besar pula. Langsung aja ke kisahnya gan..

Masih ingat kisah perang Uhud kan? Perang yang terjadi di lembah Uhud itu bisa dikatakan bahwa umat muslim kala itu kalah perang. Banyak sekali sahabat yang shahid di perang ini. Abu Dujanah, Mush’ab bin Umair, Abu Thalhah dan Ziyad bin Sakan, mereka meninggalkan dunia ini untuk menyambut kehidupan kekal di akherat. Tidak hanya para sahabat ssaja yang banyak gugur, pada perang ini Rasulullah juga terluka cukup parah. Sampai sempat diberitakan bahwa Rasulullah telah meninggal. Namun apasih penyebabnya yang membuat kakalahan umat muslim ini.

Tanpa melupakan banyak hikmah dari kakalahan di lembah Uhud ini, ada satu kejadian yang bisa dikatakan menjadi sebab kekalahan Umat muslim. Ya, sebenarnya umat muslim pada awalnya memenangkan peperangan ini. Strategi yang disusun oleh panglima besar Rasulullah berhasil memukul mundur 3000 tentara musuh dengan sangat cepat. Kemenanganpun serasa sudah di depan mata. Pasukan pemanah yang dari awal ditempatkan oleh Rasul diatas bukit yang terletak di belakang kaum muslimin itu melupakan pesan Rasulullah. “Berjagalah di tempat kalian ini dan lindungilah pasukan kita dari belakang. Bila kalian melihat pasukan kita berhasil memukul mundur dan menjarah musuh, janganlah sekali-kali kalian turut menjarah. Demikian pula andai kalian melihat pasukan kita banyak yang gugur, janganlah kalian bergerak membantu.”

Pasukan pemanah itu melanggar pesan itu, ketika pasukan muslim memukul mundur musuh, mereka malah turun ke lembah untuk membantu mengumpulkan ghanimah. Mereka tidak menghiraukan nasehat dari Abdullah bin Jubair sebagai pemimpin mereka. Melihat pasukan pemanah yang turun, kaum musyrikin pun balik menyerang lagi dipimpin oleh Khalid bin Walid dan diikuti oleh Ikrimah. Akhirnya pasukan pemanah yang tersisa pun syahid dan kekalahan lumayan telak didapat musuh.

Lain halnya dengan perang Uhud yang mengisahkan tentang akibat besar yang di dapat karena ketidaktaatan kepada pemimpin, kisah dibawah ini akan menunjukan hal sebaliknya, kemenangan besar akibat ketaatan kepada pemimpin. Let’s see.

Kisah ini terjadi ketika peperangan antara Afghanistan dan Rusia. Ketika itu pemimpin Afghanistan memerintahkan kapada satu kompi pasukan untuk berjaga di pintu masuk perbatasan antara Afghanistan dan Rusia. Pemimpin itu memilih seorang panglima untuk memimpin pasukan. Pemimpin pun berpesan kepada pasukannya itu, “ Seranglah setiap tentara Rusia yang berusaha masuk ke wilayah Afghanistan, jangan satupun dari mereka menginjakkan kakinya di tanah ini. Tapi yang lebih penting adalah taatilah panglimamu.”

Pasukan itu pun pergi ke perbatasan itu. Lama mereka menunggu di perbatasan itu, pasukan Rusia tidak juga muncul. Sampai ada mobil Rusia yang melewati perbatasan itu. Mereka siap menyerang tapi belum juga mendapat kode dari panglimanya untuk menyerang. Mereka bertanya-tanya dalam hati mereka, mengapa panglimanya itu tidak mengisyaratkan untuk menyerang. Padahal mereka bisa membunuh tentara Rusia itu sesuai perintah Pemimpin Afghanistan. Mereka akhirnya tidak tidak menyerang sampai mobil itu tidak terlihat lagi karena mereka teringat amanah untuk menaati panglimanya itu.

Dan tidak lama setelah itu, mobil Rusia itu balik lagi. Mereka kini lebih siap untuk menyerang tentara rusia itu. Tap panglima mereka tetap tidak memerintahkan mereka untuk menyerang. Padahal ini kesempatan terakhir untuk menyerang sebelum tentara Rusia itu balik ke wilayahnya. Mereka tambah bingung lagi dengan sikap panglimanya. Tapi mereka yakin keputusan itu benar dan mereka ta’at untuk itu.

Akhirnya mereka melihat lebih banyak tentara Rusia melewati perbatasan itu. Barulah panglimanya itu memerintahkan untuk menyerang. Setelah terjadi peperangan sengit, akhirnya kemenangan milik pasukan Afghanistan. Setelah peperangan itu, barulah pasukan Afghanistan itu sadar bahwa keputusan panglimanya tepat. Ternyata satu mobilnya Rusia yang lewat itu hanya memastikan bahwa jalan itu aman, tidak ada tentara Afghanistan yang berjaga. Hingga pasukan Rusia yang lebih besar muncul. Itulah waktu yang tepat untuk menyerang. Inilah pertempuran yang mengawali kemenangan besar Afghanistan dari Rusia.

Akhirnya kita bisa menyimpulkan tentang pentingnya ketsiqahan dan keta’atan kepada qiyadah itu. Cukup sudah kisah diatas menyadarkan kita karena menurut penulis/penyusun ketsiqahan dan keta’atan para jundi kepada qiyadahnya saat ini semakin tergerus. Kita bisa lihat akibatnya, terlalu banyak masalah di internal kita yang membuat produktivitas dakwah semakin berkurang. Semakin banyak barisan sakit hati dalam dakwah ini, yang mungkin tanpa mereka sadari bahwa merekalah yang menghambat perjalanan dakwah ini menuju kemenangan. Ayo kita saling menyadarkan saudaranya. Ayo istighfar bareng. Tingkatkan lagi kepahaman kita.

ALLOHUAKBAR…

Hendinurakbar
GFM47

Jangan Kalah dari Karl Marx

Islamedia - Fenomena aktivis dakwah yang berguguran di jalan juang sudah bukan hal baru dalam dunia dakwah. Dinamika dakwah yang luar biasa menyita seluruh energi individu kader tak bisa dielakkan. Hanya yang mampu bertahan yang akan tetap berada dalam perjalanan menuju tegaknya perdaban yang selalu dinantikan. Semakin melaju kencang keluar dari orbit terkecil hingga pancapaian sekarang seharusnya semakin membuat kader sadar bahwa energi harus selalu dilipatgandakn.

Mungkin itu selalu terbesit dalam benak semua kader namun tidak disaat posisi dilematis menghantui mereka. Antara cita dan cinta pilih yang mana? Pembicaraan kali ini akan kita kerucutkan kepada mereka para aktivis dakwah kampus yang akan menatap masa depan kehidupannya pasca amanah di Dakwah Kampus selsesai, pasca gelar sarjana di rayakan dalam seremoni wisuda.

Haru biru yang mewarnai wisuda apakah juga menandakan haru biru mereka akan masa depan dirinya dalam dunia dakwah? Macam-macam, ada yang agaknya lupa karena sibuk interview dimana-mana, senang karena amanah di kampus sudah selesai, bingung mengurusi surat transfer kepindahan halaqoh, dan lain-lain.

Saya rasa pembaca pernah mendengar orang-orang di luar sana mencibir terkait perilaku mantan-mantan pendakwah di kampus masing-masing. “Bukannya dia ikhwan ya? Koq sekarang pacaran?” atau “Dia akhwat kan? Sekarang sudah mengenakan celana panjang dan jlbabnya sudah tak lebar lagi!”. Begitulah yang terjadi, apa penyebabnya, banyak faktor.

Yang kali ini saya akan bahas adalah tipe aktivis yang bingung memilih antara cita-cita pribadi dengan cintanya pada Dakwah. Seperti telah disebutkan di muka, antara cita dan cinta pilih mana? Pilihan ini akan sangat menentukan keberlanjutan hidup seoarang aktivis dakwah bukan hanya kelanjutan aktivitas tarbawinya saja.

Jika ia egois dan memilih cita-cita bukan tidak mungkin ia adalah bagian dari prajurit yang gugur di medan dakwah dan menjadi orang seperti diatas dimana perilakunya sudah menunjukkan kepergiannya dari lingkaran cinta. Kecuali ia sudah mempersiapkan perencanaan dakwah selanjutnya. Tapi sekali lagi jika ini adalah pilihan egoisme pribadi. Yang kedua ia yang memilih menekan egoisme pribadi dengan memilih cinta, apa yang akan terjadi padanya? Mari kita melihat kisah seorang yahudi ini, ia adalah Karl Marx.

Karl Marx adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik, dan sosiolog yang pemikiran-pemikirannya mampu berpengaruh sampai saat ini. Yang dikenal dengan teori marxis dan lain sebagainya. Ia hidup miskin selama hidupnya dan hampir tak mampu bertahan hidup dengan sedikitya pendapatan dari tulisan-tulisannya dan bantuan Engel sahabatnya. Semasa hidup ia mengabdikan diri pada petualangan politik dan intelektualnya. Ia aktif di gerakan pekerja internasional untuk melakukan berbagai gerakan Revolusi sebagaimana yang ia yakini dan ia tulis. Ia mati dengan meninggalkan jejak sejarah yang mampu menggerakkan manusia.

Kisah Marx diatas bukan dimaksudkan untuk kita mengagguminya, namun kita akan ambil sebuah pelajaran dahsyat dari seorang Marx. Terlepas dari pemikirannya, Karl Marx yang seorang Yahudi saja berani dan yakin memilih cinta dan masuk pada lahan-lahan perjuangan. Padahal bisa saja ia memilih hidup nyaman sehingga ia tak akan hidup sulit.

Inilah yang akan didapatkan dari pilihan cinta. Melihat realita kebanyakan aktivis dakwah kita patut bertanya mengapa para aktivis dakwah tidak bisa seperti Marx, padahal sudah dijamin oleh Allah dalam berbagai firman-Nya, salah satunya :

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (Surat Muhammad ayat 47).

Kita bisa lebih hebat dari Marx karena kita umat Muslim, karena kita Aktivis Dakwah. Masihkah kita ragu akan janji Allah? Sudah banyak para pendahulu membuktikannya. Dan keyakinan Marx akan perjuangannya adalah cambuk buat kita sebagai umat Muslim khusunya para aktivis dakwah yang melepaskan cintanya pada perjuangan dakwah.

Rabu, 22 Februari 2012

Anggaran PNPM Tak Tersalur, DPRD Kabupaten Interplasi


TANGERANG-Anggaran pemberdayaan masyarakat Rp25 miliar dari APBD 2011 tidak disalurkan Pemkab Tangerang. DPRD Kabupaten ramai-ramai menggunakan hak interplasi.

Sebanyak 27 dari 50 anggota menggunakan hak untuk memanggil Bupati minta penjelasan langsung atas dana yang telah disahkan tersebut.

Untuk diketahui, dana tersebut merupakan dana Replikasi PNPM. Dari 9 fraksi yang ada, diketahui hanya anggota dari Fraksi Golkar yang tidak memberikan tandatangan.

"Kami gunakan hak interpelasi untuk meminta penjelasan kenapa dana itu tak tersalur,” ujar Akmaludin Nugraha, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Tangerang.

Surat itu sendiri sudah disampaikan kepada pimpinan dewan melalui Plt Setwan DPRD Kabupaten Tangerang Muryati pekan lalu. Surat penyampaian interpelasi ditandatangani 27 anggota DPRD dari 8 fraksi. Hanya Fraksi Partai Golkar yang tidak ikut.

Bupati dirasa perlu melakukan penjelasan terkait dasar hukum pembatalan program R-PNPM 2011, serta analisis dampak pembatalan. Penjelasan Bupati secara resmi dihadapan para anggota dewan dirasa perlu mengingat program R-PNPM 2011 ini telah ditetapkan dalam Perda APBD TA 2011. Serta telah dibentuk Juklak, Juknis hingga pelaksana kegiatan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dilapangan.

Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Amran Arifin membenarkan telah menerima surat penyampaian interpelasi yang disampaikan 27 anggota dewan. Dijelaskan Amran, usulan hak interpelasi dewan setempat sudah sesuai secara aturan Tatib DPRD Kabupaten Tangerang Bab IV Pasal 12.

Dimana, interpelasi diusulkan paling sedikit 7 orang anggota DPRD dari lebih dari satu fraksi.
“Jumlah pengusul 27 orang anggota dari 8 fraksi. Tentunya ini sudah layak dan bisa dilakukan interpelasi,” katanya.

Sementara anggota Fraksi Partai Golkar Intan Nurul Hikmah mengatakan, pihaknya bukan tidak mau ambil bagian dalam hak interpelasi. Namun, sejauh ini menurutnya masih banyak anggota dewan yang belum menandatangani . Golkar di DPRD setempat katanya masih menunggu situasi selanjutnya.

Apalagi menurutnya, dana R PNPM tersebut bukan dibatalkan Pemkab Tangerang dalam penyalurannya. Namun terangnya akan dibahas kembali di APBD Perubahan 2012 atau sekitar bulan Juni untuk selanjutnya disalurkan kemasyarakat.

“Bagi kami Partai Golkar, hak interpelasi itu bukan sesuatu yang menakutkan. Silahkan para anggota dewan lainnya menggunakan hak untuk meminta penjelasan Bupati Tangerang. Kami bukan menolak menandatangani hak interpelasi. Tapi kan masih banyak anggota dewan lainnya yang belum tandatangan,” ujarnya.(DRA)

Gubernur Sumbar Terima Penghargaan dari KemenPAN-RB



Islamedia - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menerima penghargaan atas prestasinya sebagai penyelenggara pemerintah daerah, yang meerapkan manajemen pemerintahan berbasis kinerja. Piagam kategori CC tersebut diserahkan langsung oleh Mentri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar di Kantor Kemen PAN-RB, Jalan Sudirman-Jakarta, (21/02).

Penghargaan yang sama juga diterima oleh Gubernur Yogyakarta, Kalbar, Kepri, Maluku, NTB, Riau, Sulut, Sumsel, Sumut, Kalsel, NTT, Bali, DKI Jakarta, Jabar, Jatim dan Sulteng.

Pemberian apresiasi dan penghargaan kepada sejumlah kepala daerah ini merupakan rangkaian kegiatan evaluasi akuntabilitas kinerja sesuai Instruksi Presiden Nomor 7/1999.

Muatan dari evaluasi tidak hanya berdasarkan desk evaluation dari LAKIP (Laporan Hasil Akuntabilitas Kinerja Pemerintah) Provinsi saja, tetapi juga melalui penilaian di lapangan, guna melihat lebih lanjut sejauh mana pelaksanaan penerapan manajemen pemerintahan yang berbasis kinerja. (lala)


OASE

SYARIAH

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan