Kamis, 26 April 2012

Batik Oranye, Seragam Pilkada Hidayat



VIVAnews – Bakal calon gubernur DKI Jakarta Hidayat Nur Wahid meluncurkan seragam batik oranye sebagai pakaian resmi yang akan ia kenakan selama pencalonan dan masa kampanyenya dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012.

Hidayat mengatakan, batik oranye yang ia namakan sebagai batik “Ayo Beresin Jakarta” itu akan diwakafkan kepada warga Jakarta. “Kami meluncurkan batik ini bukan untuk menjualnya, namun untuk diwakafkan,” ujar Hidayat di Thamrin City, Jakarta Pusat, Kamis 26 April 2012.

Menurutnya, produksi batik "Ayo Beresin Jakarta" itu ditujukan untuk meramaikan pasar batik sekaligus untuk memajukan perekonomian masyarakat. “Setelah diluncurkan, masyarakat bebas untuk menjual kembali. Silakan juga bila ingin menjadikannya sebagai suvenir,” kata mantan Ketua MPR itu.

Hidayat menjelaskan, ia memilih batik karena pakaian itu juga lekat dengan budaya Betawi. “Yang punya batik bukan hanya Solo dan Pekalongan. Jakarta juga punya batik, salah satunya bernama Batik Pucuk Rebung,” kata dia. “Koperasi batik bahkan pertama kali ada bukan di Solo dan Pekalongan, tapi di Jakarta."

Mantan Presiden PKS ini membantah apabila seragam barunya ini disebut mencontek model kampanye pasangan bakal cagub-cawagub DKI Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama. Pasangan ini telah lebih dulu mengenalkan "seragam kampanye" mereka yang bermotifkan kotak-kotak merah.

Hidayat menegaskan batik yang ia kenakan tidak meniru Jokowi. “Baju batik yang seperti ini inovasi kami. Jadi mulai sekarang, saya beserta tim sukses akan menggunakan batik ‘Ayo Beresin Jakarta’ ini,” kata dia.

Hidayat meluncurkan batik oranye itu bersama pasangan calon wagubnya, Didik J. Rachbini. Usai acara tersebut, mereka berbincang-bincang dengan beberapa pedagang. Mereka juga memberikan beberapa potong batik oranye kepada pengunjung Thamrin City secara cuma-cuma. (kd)

Gandeng Ki Manteb, Hidayat Gelar Wayang untuk Jakarta yang Humanis



JAKARTA (20/4), Hidayat Nur Wahid berharap seni-budaya yang tumbuh di Jakarta selama ini terus dikembangkan untuk membangun Jakarta yang humanis dan jauh dari budaya kekerasaan.

"Wayang dan bentuk seni-budaya lainnya telah menjadi alat oleh Walisongo dan para pejuang kemerdekaan untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan pesan-pesan perjuangan yang efektif kepada masyarakat, yang karenanya harus dilestarikan. Seni-budaya diharapkan terus memainkan perannya dalam membentuk warga Jakarta yang humanis", ujar Hidayat.

Menurut Hidayat, berdasarkan data BPS yang ia ketahui bahwa peminat wayang telah terjadi peningkatan selama tahun 2010 yaitu sebesar 164.696 pengunjung dengan jumlah tiket pertunjukan wayang sebesar 288.582.750.

Pada tahun sebelumnya, 2009, jumlah pengunjung hanya 77.333 dengan tiket yang terjual 93.879.750.

Berdasarkan data tersebut, wayang dan bentuk seni dan budaya lainnya dapat menjadi ciri khas Jakarta sebagai kota internasional. Karena itu, Hidayat akan memperjuangkannya agar terus diberi tempat untuk berkembang menjadi instrumen sosial dalam menumbuhkan masyarakat yang berbudaya.

Dalang kondang Ki Mantep Sudarsono akan menggelar pertujukan wayang kulit semalam suntuk di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, malam ini pukul 22.00 WIB.

Pagelaran kesenian ini digelar sebagai wujud dukungan Ki Mantep kepada pasangan yang diusung PKS, Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini.Acara tersebut terbuka untuk umum.

"Dengan adanya dukungan dari Ki Mantep, kita ingin menunjukkan wajah pluralitas yang menyokong langkah kami," kata Hidayat ketika meresmikan Media Center Hidayat+Didik, atau dikenal sebagai 'Rumah Oranye' tadi malam.

Mantan Ketua MPR ini menjelaskan, pagelaran Wayang digelar timnya atas filosofi bersatunya kalangan Santri dan abangan. Dalam masyarakat Jawa dikenal adanya pembagian kalangan santri dan kalangan abangan. Hidayat dan kelompoknya sendiri sering dikategorikan ke dalam kelompok santri.

Ki Manteb, menurut Hidayat, mempunyai pengikut dari kalangan pecinta wayang hingga 600 ribu orang.

"Para pecinta wayang ini mungkin yang sering disebut termasuk dalam kalangan abangan. Jadi dukungan bagi kami tidak hanya datang dari kelompok santri,"pungkas Hidayat.

MILAD-14 PKS: 14 Tahun Berbakti Untuk Pertiwi



MILAD 14 PKS

Hari ini, Jum'at 20 April 2012 Genap Sudah Partai Keadilan Sejahtera berusia 14 Tahun. Sebagai Partai yang terlahir dari rahim Reformasi, PKS telah dan akan konsisten membela dan menyuarakan aspirasi jutaan Rakyat Indonesia dari semenjak kelahirannya sampai saat ini. PKS tegas menyatakan ada penyimpangan di Kasus Century, Mafia Pajak dan terakhir MENOLAK Penaikan harga BBM bersubsidi.

PKS di usianya yang masih muda, akan tetap Bekerja dalam ke bhinekaan demi kejayaan bangsa. Kami akan terus berbakti untuk pertiwi, seluruh kader-kader PKS di seluruh penjuru tanah air bahkan di berbagai negeri akan terus bekerja tanpa kenal lelah. Memberi semua potensi, berbagi kepeduliaan, menegaskan harapan itu masih ada.

Selamat Milad PKS ke-14, Tetap Bekerja membela Rakyat Indonesia...


Panglima Israel: Iran Tidak Buat Bom Nuklir

Liputan6.com, Jerusalem: Panglima militer Israel Letnan Jenderal Benny Gantz mencoba membantah segala tuduhan berbagai negara, termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas pengembangan bom nuklir yang dilakukan Iran. Ia tidak yakin jika pengayaan uranium yang digencarkan Iran adalah upaya untuk mengacaukan dunia.
Gantz berpendapat bahwa Iran adalah negara yang dipimpin oleh orang-orang rasional. Jadi, tidak mungkin jika negara tersebut mengembangkan bom yang dapat mengancam dunia.
"Iran sedang dalam proses untuk menentukan apakah mereka akan membuat bom nuklir atau tidak. Sejauh yang saya lihat, tidak ada pertanda ke arah sana," kata Gantz kepada media Haaretz, Rabu (25/4).
Pernyataan Gantz ini bertolak belakang dengan sikap para petinggi negara zionis, termasuk PM Netanyahu, yang merasa Iran sewaktu-waktu siap membuat senjata pemusnah massal sehingga harus dicegah, bila perlu dengan serangan militer.
Sementara di tempat terpisah, Netanyahu menyatakan bahwa waktu bagi sanksi ekonomi Iran hampir habis dan dunia mesti segera bertindak untuk mencegah pengembangan nuklir Iran. "Sanksi-sanksi telah berhasil menjatuhkan perekonomian Iran.
Menurut dia, sebelum dialog nuklir antara negara p5 + 1 (AS, Rusia, Prancis, Inggris, Cina, dan Jerman) dengan Iran pada 23 Mei mendatang, negara yang dipimpin Mahmoud Ahmadinejad itu akan beraksi.(RZK/ANS/CNN)

Tak Kapok Kalah, PKS Kabupaten Tangerang Serius Maju Lagi di Pilbup



TANGERANG-Meski pernah kalah melawan incumbent Ismet Iskandar dan artis senior Rano Karno di Pemilihan Bupati Tangerang, hal itu tak membuat PKS Kabupaten Tangerang kapok. Mungkin karena dipandang kali ini hanyalah seorang anak incumbent yang maju, PKS Kabupaten Tangerang kembali menegaskan keseriusannya dalam bertanding diarena Pilkada Kabupaten Tangerang.

Sayap organisasi satuan pengamanan PKS, Pandu Keadilan atau sering disebut Kepanduan mulai apel siaga untuk pemenangan pemilu dimulai dari kader inti se-kabupaten Tangerang dengan jumlah peserta 300 orang. Mereka dilatih dalam ketahanan fisik dan kedisiplinan yang diselenggarakan di bumi perkemahan Taman Nasional Gunung Halimun Salak Sukabumi .
Ketahanan fisik ini dilatih melalui senam PKS Nusantara, hiking/longmuch, beladiri praktis dan permainan outbound hight impact, sedangkan nilai-nilai kedisiplinan dilatih dalam PBB dan Surveval.

Agenda ini dilaksanakan selama empat hari, selain agenda lapangan ada juga bentuk agenda pemahaman materi atau teori. Agenda ini biasa disebut sebagai Mukhayam, menurut kamus bahasa arab- Indonesia artinya berkemah.
“Mukhayam adalah agenda wajib pengkanderan bagi seluruh kader PKS disemua level, bahkan dijadikan salah saru muwashafat (penilaian) bagi individu kader” tandas pak Wiji Prasetyo sebagai Senior Pandu Keadilan dari DPW PKS Banten dalam pembukaan Mukhayam Menengah-1 (MM-1).
Menurut Humas DPD PKS Kabupaten Tangerang, Ahmad Syahril Baidilah menyatakan, agenda ini sudah dimulai semenjak dua pekan lalu, yang diawali oleh kader senior ditingkatan DPW dan DPD, dan sepekan berikutnya bergilir kepada seluruh kader inti se-Kabupaten Tangerang, bahkan targetnya sampai bulan juni adalah seluruh kader PKS se-Kabupaten Tangerang yang terbina dengan baik.
“Ini sebagai sarana konsolidasi pemenangan keseriusan PKS bertarung Pilbup, pesertanya bahkan bukan saja para pengurus DPD atau DPC tapi seluruh kader PKS Se-Kabupaten yang terbina,” paparnya. (DRA)

Selasa, 17 April 2012

Gelar Rapat, SBY Tak Undang Menteri PKS Menteri Salim Segaf Al Jufr

Menteri Salim Segaf Al Jufri tak diundang dalam rapat penanganan gempa Sumatera di Bogor.

VIVAnews - Sejumlah menteri mengikuti rapat membahas penanganan bencana gempa di Sumatera, khususnya Aceh, Senin pagi 16 April 2012. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono memimpin rapat yang digelar di Bogor, Jawa Barat itu. Namun, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri yang terkait dengan bidang itu tak diundang.

Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, membenarkan bahwa menteri asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memang tidak diundang dalam rapat tersebut. "Memang tidak diundang sebagaimana biasa, karena mendengarkan progress penanganan Aceh dari Kepala BNPB," ujar Julian kepada wartawan.

Menurut Julian, kehadiran Salim Segaf sebagai Mensos dalam rapat itu diwakili Menko terkait. "Itu semua kepada Presiden dilaporkan oleh Menko. Apa yang sudah menjadi langkah aksi, rencana kerja, bidang dan instansi dan kementerian terkait," ujarnya.

Belakangan, hubungan PKS dengan koalisi memamng memanas. Hal itu sebagai buntut sikap PKS yang menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak dalam pembahasan UU APBN Perubahan 2012 di DPR akhir Maret yang lalu. Partai Demokrat sebagai pengusung utama SBY-Boediono ngotot minta PKS keluar koalisi. Menteri asal PKS pun terancam dipecat dari kabinet SBY.

Namun, Julian membantah tidak diundangnya Salim Segaf itu terkait isu reshuffle sebagai buntut dinamika politik di Sekretariat Gabungan itu. "Belum ada informasi mengenai kemungkinan reshuffle atau tidak," ucapnya. (eh)

Senin, 16 April 2012

Mardani: Posisi PKS di Koalisi Itu Masalah Kecil



Metrotvnews.com, Jakarta: Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar rapat pimpinan di DPR RI, Jakarta. Rapat yang dipimpin Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq itu membahas posisi partai dalam tubuh Sekretariat Gabungan Partai Koalisi Pemerintah. Meski demikian, PKS tak ambil pusing soal posisi tersebut.

"Itu masalah kecil. Masalah utamanya, PKS ingin selalu berjuang untuk kepentingan publik di dalam maupun luar koalisi. Seharusnya kita bersama-sama memperbaiki harga bahan pangan yang telanjur naik sebelum keputusan menaikkan harga BBM," kata juru bicara PKS, Mardani Ali Sera di Jakarta, Kamis (5/4).

Menurut Mardani, Fraksi PKS di DPR akan tetap bekerja maksimal untuk kepentingan masyarakat. Partainya pun tak mau ambil pusing soal penggantian atau reshuffle tiga kader PKS dari jajaran Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Ketiga orang itu yakni Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring; Menteri Pertanian, Suswono; serta Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri.

Ketiganya mengaku siap direshuffle. Tapi PKS masih menunggu keputusan istana terkait posisi ketiga orang tersebut. Sebab, reshuffle merupakan hak pregoratif Presiden Indonesia.(RRN)

Sumber: MetroTV News

1000 Pemuda Siap Sukseskan Hidayat-Didik untuk Pimpin Jakarta



JAKARTA, Lebih dari seribu pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Peduli Ibukota (PMPI) berkumpul di Buperta Ragunan. Mereka berhimpun untuk menyatakan dukungan atas Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini memimpin Jakarta.

“Pemimpin yang punya visi, misi dan program yang jelas untuk Jakarta. Kami siap mendukung dan memenangkan Hidayat Didik untuk Gubernur dan Wagub Jakarta,” teriak Ketua PMPI, Aditia dalam orasi depan ribuan mahasiswa dalam Apel Siaga PMPI di Buperta Ragunan, Sabtu (14/4/2012).

Aditia mengatakan bahwa untuk Jakarta dibutuhkan pemimpin yang cerdas, bertanggung jawab serta memiliki track record yang tak diragukan lagi. Pemimpin yang dapat mengajak dan menggugah masyarakat untuk beresin jakarta secara bersama.

Para mahasiswa terus menyanyikan yel-yel dukungan terhadap Hidayat.

"Ku disini hanya untukmu, Ku bernyanyi tuk mendukungmu, Ku luangkan semua waktu dayat didik i love u. Maju terus ayo bang dayat, Pantang mundur ayo bang didik, Jangan ragu ayo dayat didik. Jadilah gubernur!" teriak gemuruh massa PMPI.

Sementara Hidayat Nurwahid, yang akrab disapa Bang Dayat, dalam orasinya kembali menegaskan keinginannya untuk menjadikan Jakarta lebih baik dari ibukota negara negara lain di ASEAN.

“Jakarta ibukota ASEAN, seharusnya Jakarta lebih baik dari semua ibukota di ASEAN. Namun kenyataannya (Jakarta) kalah dari Bangkok, Kuala Lumpur dan Singapura,” cetus Hidayat.

Bang Dayat mencontohkan Bangkok yang bisa keluar dari masalah banjir. Selain itu, Malaysia mampu menjadikan lubang-lubang bekas tambang timah menjadi tempat rekreasi. Seharusnya Jakarta juga bisa.

Berbicara dihadapan para mahasiswa yang penuh semangat, Hidayat mengatakan bahwa kehadiran kita adalah untuk membuat sejarah. Untuk jakarta yg lebih bermartabat. Kembali kepada jati dirinya, yakni kota yang dulu bernama Jayakarta. Kota yang mampu menghadapi penjajah. Hanya saja penjajahan saat ini bukanlah berupa penjajahan fisik melainkan tantangan lainnya.

“Masing masing kita berperan untuk mewujudkan sejarah di Jakarta,” tegasnya.


Jaga Stamina dan Kesehatan

Bang Dayat juga mengajak para peserta Apel Siaga untuk menjaga stamina dan kesehatan.

“Kerja keras kita jangka panjang. Butuh stamina jangka panjang. Jaga kesehatan,” nasehatnya.

Hidayat pada akhir orasinya mengingatkan bahwa kita bekerja untuk dakwah. Untuk mejadikan Jakartabaldatun toyibatun wa robbun ghofur.

"Saya bangga dengan kerja keras dan keteguhan hati. Semoga dicatat oleh Allah sebagai amal baik saudara. Ayo beresin jakarta..! Ayo Beresin Jakarta…!" teriaknya

Pacaran Ala Ikhwan Dan Akhwat



Islamedia - Tak dipungkiri bahwa cinta adalah merupakan fitrah dari setiap manusia. Tapi kemudian tak sedikit manusia salah dalam mengekspresikan cintanya. Menodai setiap kesucian yang telah dijaga ketika kekosongan melanda hati dan jiwa.

Virus ini tidak memandang siapapun dari jabatannya, keilmuannya, hartanya, kecantikannya, ketampanannya, atau hal lainnya. Dia akan menyerang siapapun ketika lengah, lemah dengan kondisi putus asa dan zulaikha pun rela tersayat-sayat karena cinta.

Intensnya pertemuan antara ikhwan dan akhwat tak dipungkiri bahwa setan semakin mudah bermain dan menjebak mengeluarkan naluri kesyahwatan yang tidak terkontrol ketika lengah tak waspada. Semua biss berawal dari kondisi apapun juga, bahkan ketika jihad pun semuanya menjadi lemah tak berdaya ketika telah jatuh pada peraduannya.

Bisa saja diawali dengan sms agenda-agenda besar dakwah yang ada, kemudian berlagak salih membangunkan tahajud malam atau berbagi sms ghirah penyemangat untuk menyulut kekuatan api melemahkan jiwa ketauhidan. Yang kemudian beralih pada rasa simpati yang tak terarah pada kekosongan jiwa dan pada akhirnya menjadi seseorang yang tertutup pada saudari-saudari atau saudara-saudara yang sesungguhnya yang sebenar-benar cinta.

HP ku adalah wilayah privatku, tak ada yang boleh membukanya. Ketika ada yang tak sengaja membuka emosi menyulut tak terhingga padahal untuk menutupi maksiat yang tak akan bisa berlepas diri dari ke-Maha Tahuan Allah swt akan apapun yang disembunyikan oleh hamba-hamba-Nya.

Pacaran gaya baru yang tak harus menuntut berjalan bersama, makan berdua, bergandengan seirama tapi hanya cukup “ukhti tahajud yuk…” lalu “akhi tetap semangat, jangan sampai sakit yah” kemudian “ukhti jangan lupa baca quran yah” dan “akhi kita murajaah bareng lewat HP yuk” seterusnya, naudzubillah.

Tak heran ketika ikhwan dan akhwat menikah tapi justru tak bahagia, ketika menikah tapi penuh cemburu buta, ketika menikah justru hilang dari dakwah. Tak lain hanyalah karena telah kehilangan kemurnian cinta sebelum saatnya cinta itu berlabuh pada pelabuhan yang telah dirancang ketepatan pertemuannyanya.

Tentunya tidak ada kata terlambat untuk merubahnya, perhatikan saudara-saudara yang berada disekeliling kita. Merekalah cinta sesungguhnya saat ini. Tempat berbagi, tempat saling mengingatkan, tempat murajaah paling setia, tempat memadu hati bertemu Allah penuh semangat bersama. Allah menguji iman tapi kemudian kunci jawabannyapun ada disekitar dan sekekliling kita yang terkadang tak kita sadari keberadaannya.

Benarkah cinta itu saat ini karena keshalihannya, karena semangatnya, karena keilmuannya, karena banyaknya hapalannya? Jika benar kenapa harus engkau biarkan ia ternoda ketika belum tiba saatnya? Ataukah karena keinginan bermaksiat yang sebenarnya membuat semakin kuat untuk terus berupaya merusak cinta ketika belum tiba saatnya?

Akhi dan ukhti, mari bersama kita jaga kemurnian cinta. Percayalah bahwa maksiat yang penuh dengan kesembunyian apalagi terang-terangan tidak akan pernah mengembalikan kejayaan dakwah ini sesuai impian.

Wallahualam

Faguza Abdullah

"Saya Ingin Berurusan dengan Tuhan Secara Langsung !"(Kisah Gadis Amerika Menemukan Islam)



Ini merupakan kisah perjalanan seorang gadis Amerika kristen yang akhirnya menemukan Islam dan akhirnya memutuskan untuk masuk Islam, berikut kisahnya:

Saya dibesarkan dalam keluarga beragama Kristen. Pada saat itu, orang Amerika lebih religius dari yang ada sekarang- banyak keluarga Amerika pergi ke gereja setiap hari Minggu. Orangtua saya sendiriterlibat dalam komunitas gereja. Bahkan kami sering mengundang pendeta (imam Protestan) ke rumah. Ibu saya pun mengajar di Sekolah Minggu, dan saya membantunya.

Saya lebih religius dibanding anak lain, meskipun saya tidak begitu ingat pada waktu itu. Hadiah ulang tahun saja, bibi saya memberikan Injil, dan adik saya sebuah boneka. Lain waktu, saya meminta orang tua saya memberi saya sebuah buku doa, dan saya membacanya setiap hari selama bertahun-tahun.

Ketika saya di SMP, saya menghadiri program studi Injil selama dua tahun. Sampai saat ini, saya telah membaca beberapa bagian dari Injil, tetapi tidak memahaminya dengan baik. Sekarang adalah kesempatan saya untuk belajar. Sayangnya, kami pada waktu itu mempelajari banyak bagian dalam Perjanjian Lama dan Baru yang saya temukan susah untuk dijelaskan, bahkan aneh.

Sebagai contoh, Injil mengajarkan ide yang disebut dosa asal, yang berarti bahwa manusia semua lahir dalam keadaan berdosa. Saya memiliki saudara bayi, dan saya tahu bahwa bayi itu tidak berdosa.

Injil memiliki cerita yang sangat aneh dan mengganggu tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Daud, misalnya. Saya tidak mengerti bagaimana nabi bisa berperilaku dengan cara yang Injil katakan tentang apa yang mereka lakukan.

Ada banyak hal lain yang membingungkan saya tentang Injil, tetapi saya tidak mengajukan pertanyaan. Saya takut untuk bertanya, saya ingin dikenal sebagai "gadis yang baik."

Hal yang paling penting adalah gagasan tentang Tritunggal. Saya tidak bisa memahaminya. Bagaimana bisa Tuhan memiliki tiga bagian, salah satunya adalah manusia? Setelah mempelajari mitologi Yunani dan Romawi di sekolah, saya pikir ide Trinitas dan orang suci sangat mirip dengan ide Yunani dan Romawi tentang dewa yang bertanggung jawab atas berbagai aspek kehidupan.

Ada seorang anak laki-laki yang bertanya tentang Trinitas, namun jawaban dari guru kami malah makin membingungkan dan tidak memuaskan. Guru kami, seorang profesor teologi dari University of Michigan justru menyuruhnya untuk berdoa dan meyakini iman kristen.

Ketika saya di SMA, saya diam-diam ingin menjadi biarawati. Saya tertarik dengan pola ibadah yang diatur setiap hari, kehidupan yang sepenuhnya untuk Tuhan, dan berpakaian dengan cara yang menyatakan gaya hidup agama saya. Namun ada hambatan bagi ambisi ini, karena saya bukan Katolik.

Saya tinggal di sebuah kota Midwestern di mana umat Katolik merupakan minoritas yang berbeda dan tidak populer. Pendidikan Protestan saya telah menanamkan dalam diri saya untuk membenci patung-patung religius, dan meyakini sang kudus mati memiliki kemampuan untuk membantu saya.

Di perguruan tinggi, saya terus berpikir dan berdoa. Para siswa sering berbicara dan berdebat tentang agama, dan saya mendengar ide-ide yang berbeda. Seperti Yusuf Islam, saya mempelajari apa yang disebut agama-agama Timur: Buddha, Konghucu, dan Hindu. Namun hal itu tidak membantu.

Saya bertemu seorang pria muslim dari Libya, yang memberitahu saya sedikit tentang Islam dan Alquran. Dia mengatakan kepada saya bahwa Islam agama yang modern, paling up-to-date dalam bentuk agama yang diwahyukan. Karena saya pikir islam dari Afrika dan Timur Tengah sebagai tempat yang terbelakang, saya tidak bisa melihat Islam sebagai agama modern.

Keluarga saya mengajak saudara muslim Libya saya ini ke layanan natal gereja. Layanan ini menurut saya sangat indah, tetapi pada akhirnya, ia bertanya, "Siapa yang mengajarkan prosedur ini? Siapa yang mengajarkanmu kapan harus berdiri dan membungkuk dan berlutut? Siapa yang mengajarimu bagaimana berdoa? Ceritakan pada saya tentang sejarah awal Gereja? Tapi pertanyaannya membuat saya marah pada awalnya, namun kemudian membuat saya berpikir.

Apakah orang-orang yang merancang ibadah benar-benar telah memenuhi syarat untuk melakukannya? Bagaimana mereka mengetahui bahwa bentuk ibadah harus dilakukan? Apakah mereka memiliki instruksi dari ilahi?

Saya tahu bahwa saya dari dulu tidak percaya pada banyak ajaran Kristen, tetapi terus menghadiri acara di gereja. Ketika jemaat membacakan potongan injil saya anggap itu justru menghujat Tuhan, seperti Pengakuan Iman Nicea, saya diam-diam bahkan tidak melafalkannya. Saya merasa seperti alien di gereja, merasa asing.

Pernah ada seseorang perempuan yang sangat dekat dengan saya, ia mengalami masalah perkawinan yang mengerikan, akhirnya pergi ke pendeta gereja untuk meminta saran. Namun apa yang terjadi? Mengambil keuntungan dari rasa sakit teman saya itu, pendeta tersebut justru membawanya ke sebuah motel dan menggodanya.

Sampai saat ini, saya tidak mempertimbangkan dengan cermat peran pendeta dalam kehidupan Kristen. Sekarang saya harus tahu. Sebagian besar orang Kristen percaya bahwa pengampunan datang melalui layanan "Perjamuan Kudus", dan seorang imam ditahbiskan atau pendeta harus melakukan layanan.

Saya pergi ke gereja lagi, dan duduk dan melihat para pendeta di depan. Mereka tidak lebih baik daripada jemaat gereja, bahkan beberapa dari mereka lebih buruk. Bagaimana bisa bahwa manusia, setiap manusia, perlu perantara kepada Tuhan? Mengapa saya tidak bisa berurusan dengan Allah secara langsung, dan menerima absolusi Nya secara langsung?

Segera setelah ini, saya menemukan terjemahan Al-Quran di toko buku, membelinya dan mulai membacanya. Saya membacanya, putus-sambung, selama delapan tahun. Selama ini, saya terus mengkaji agama lain.

Saya tumbuh dan semakin menyadari dan takut akan dosa-dosa saya. Bagaimana saya bisa tahu apakah Tuhan akan mengampuni saya? Saya tidak lagi percaya bahwa model Kristen, cara pengampunan Kristen akan berhasil. Dosa-dosa saya sangat membebani saya, dan saya tidak tahu bagaimana melarikan diri dari beban itu. Saya merindukan pengampunan.

Saya baca di Quran yang artinya:

Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri."

"Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur'an dan kenabian Muhammad saw.)"

Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh?"(Al-Mâ'idah: 82-84)

Saya mulai berharap bahwa Islam memiliki jawabannya. Bagaimana saya bisa mengetahui ini dengan pasti?

Saya melihat umat Islam melakukan shalat di berita TV, dan mengetahui bahwa mereka memiliki cara khusus untuk berdoa. Saya menemukan sebuah buku yang menjelaskan hal tersebut dan saya mencoba melakukannya sendiri (saya tidak tahu apa-apa tentang wudhu, dan tata cara shalat yang benar). Saya shalat seperti itu, diam-diam dan sendirian, selama beberapa tahun.

Akhirnya, sekitar delapan tahun setelah pertama kali membeli Al-Qur'an, saya membaca:

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu."(Al-Mâ'idah:3)

Saya menangis karena gembira, karena saya tahu bahwa Allah telah menulis Al-Qur'an ini untuk saya yang sedang mencari kebenaran. Allah tahu bahwa saya Anne Collins, di Buffalo, NY, AS, akan membaca ayat Al-Quran pada Mei 1986, dan kemudian diselamatkan.

Sekarang, saya tahu bahwa ada banyak hal yang saya harus pelajari, misalnya, bagaimana shalat dengan benar, yang Al-Quran tidak menjelaskannya secara rinci. Masalahnya adalah bahwa saya tidak begitu banyak tahu tentang orang Islam.

Muslim jauh terlihat sedikit di AS pada waktu itu. Saya tidak tahu di mana untuk menemukan mereka. Saya menemukan nomor telepon Islamic Society di buku telepon, dan menelponnya, tapi ketika seorang pria menjawab, saya panik dan menutup telepon. Apa yang harus saya katakan? Bagaimana mereka akan menjawab saya? Apakah mereka akan curiga?

Dalam beberapa bulan selanjutnya, saya menelepon masjid beberapa kali, dan setiap kali diangkat saya panik dan menutup telepon. Akhirnya, saya melakukan hal yang pengecut: Saya menulis surat meminta informasi. Saudara, tolong kirimkan saya pamflet tentang Islam. Saya mengatakan kepada pengurus masjid saya ingin menjadi Muslim, tetapi dia bilang, "Tunggu sampai Anda yakin." Ini mengganggu saya bahwa dia menyuruh saya untuk menunggu, tapi saya tahu dia benar, bahwa saya harus yakin karena begitu saya menerima Islam, akan banyak konsekuensi yang harus saya jalani.

Saya menjadi terobsesi dengan Islam. Saya memikirkannya, siang dan malam. Pada beberapa kesempatan, saya pergi ke masjid (pada waktu itu, masjidnya merupakan sebuah rumah tua) dan berkeliling berkali-kali, berharap melihat seorang muslim, bertanya-tanya bagaimana rasanya berada di dalam masjid.

Akhirnya, suatu hari di awal November 1986, saat saya bekerja di dapur, tiba-tiba saya yakin bahwa saya harus menjadi seorang muslim. Masih dalam kondisi malu, saya mengirim surat ke masjid. Isi suratnya, "Saya percaya kepada Allah yang satu, Allah Yang Sejati, saya percaya bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya, dan saya ingin diperhitungkan di antara para saksi."

Pengurus masjid akhirnya menelepon saya keesokan harinya, dan saya mengucapkan kalimat Syahadat di telepon kepadanya. Dia mengatakan kepada saya kemudian bahwa Allah telah mengampuni semua dosa saya pada saat itu, dan saya saat ini menjadi semurni bayi yang baru lahir.

Saya merasa beban dosa tergelincir dari bahu saya, dan saya menangis. Saya tidur sedikit malam itu, menangis, dan mengulangi nama Allah. Pengampunan telah diberikan kepada saya. Alhamdulillah.(fq/oi)

Pernahkah Syiah Melawan Zionis?

Oleh, AM Waskito


Salah satu alasan yang membuat kaum Syiah Rafidhah selalu berbunga-bunga ialah sebagai berikut…

[=] Syiah adalah musuh terbesar Amerika dan Israel.

[=] Syiah adalah musuh utama Zionis Yahudi yang sangat ditakuti karena punya intalasi nuklir.

Sejarah Syiah: "Selalu Menusuk Ahlus Sunnah dari Belakang. Dan Tak Pernah Perang Melawan Orang Kafir."
[=] Hizbullah adalah sosok kekuatan Syiah yang selalu gagah-berani menghadang barisan Zionis Israel.

[=] Sementara Saudi, Kuwait, dan Qatar, selalu bermanis-manis kata dengan dedengkot Yahudi, yaitu Amerika.

[=] Revolusi Khomeini adalah revolusi Islam yang menginspirasi perjuangan gerakan-gerakan Islam di dunia.

Ya, kurang lebih begitu klaim para aktivis agama Persia (Syiah Rafidhah) ini. Di berbagai forum, kesempatan, termasuk dalam diskusi di blog ini, alasan-alasan itu selalu mereka munculkan. Seakan-akan, tidak lagi alasan bagi Syiah untuk tetap eksis di muka bumi, selain klaim-klaim seperti itu.

Lalu bagaimana pandangan kita sebagai Ahlus Sunnah tentang klaim kaum Syiah ini?

Mari kita bahas secara ringkas dan praktis, dengan memohon pertolongan Allah Al Hadi…

PERTAMA. Kaum Syiah Rafidhah itu terus bekerja keras dan sangat nafsu, agar mereka tetap diakui sebagai Islam, tetap dipandang sebagai Muslim, tetap menjadi bagian dari kaum Muslimin sedunia. Hal ini adalah hakikat siksaan spiritual yang Allah timpakan atas hati-hati mereka, selamanya. Mereka telah sangat berdosa karena mencaci, melecehkan, mengutuk, dan mendoakan keburukan atas isteri-isteri Nabi, para Khulafaur Rasyidin, dan para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum. Maka Allah pun menjadikan mereka selalu gelisah, takut, dan sangat menginginkan diberi label Islam atau Muslim. Mereka selalu dalam kebingungan seperti ini, layaknya Bani Israil yang kebingungan selama 40 tahun di Padang Tiih, karena telah menghina Musa ‘Alaihissalam dan Allah Ta’ala. Lihatlah manusia-manusia pemeluk agama Persia (Rafidhah) itu…mereka kemana-mana membawa laknat atas doa-doa laknat yang mereka bacakan untuk mengutuki manusia-manusia terbaik dari para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum.

KEDUA. Dalam sejarahnya, sejak zaman Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu sampai hari ini, ketahuilah bahwa Syiah Rafidhah (agama Persia) ini tidak pernah berjihad melawan kaum kufar, baik itu Nashrani, Yahudi, musyrikin, dan orang-orang atheis. Syiah tidak punya sejarah jihad menghadapi kaum kufar. “Jihad” kaum Syiah sebagian besar diarahkan untuk menyerang kaum Sunni, sejak zaman dahulu sampai saat ini.

Mula-mula Syiah di Kufah mengundang Husein Radhiyallahu ‘Anhu datang ke Kufah, katanya mau dibaiat. Karena Husein sudah berangkat ke Kufah, oleh penguasa kala itu (Yazid bin Muawiyah) Husein dianggap bughat, sehingga boleh ditumpas. Waktu tiba di Kufah, tak satu pun kaum Syiah keluar untuk membaiat, menolong dan mendukung Husein. Posisi Husein sangat terjepit, akan kembali ke Madinah, dia sudah dianggap bughat. Meminta bantuan Kufah, tak satu pun Syiah yang akan menolong. Akhirnya, Husein ditumpas di Padang Karbala. Bahkan kala penumpasan itu, tak satu pun hidung Syiah menampakkan diri, walau sekedar untuk menolong korban dari pihak Husein dan keluarganya. Nah, peristiwa pembantaian Husein oleh kaum Syiah itulah yang selalu mereka rayakan dan nikmati dalam momen-momen Asyura. Air mata mereka mengutuk para pembunuh Husein, sedangkan hati mereka berucap: “Alhamdulillah Husein dan keluarganya telah binasa di Karbala.”

“Jihad” kaum Syiah berikutnya ialah membantu Hulagu Khan (penguasa Mongol) untuk menumpas Khilafah Abbassiyah. Kemudian mereka berusaha melenyapkan kaum Sunni di Mesir, tetapi berhasil ditumpas oleh Nuruddin Mahmud Zanki. Mereka terus menikam perjuangan Shalahuddin Al Ayyubi. Mereka juga selalu menjadi musuh Khilafah Turki Utsmani, selalu kerjasama dengan negara-negara Nashrani Eropa untuk melemahkan Khilafah Turki. Di zaman kontemporer, Revolusi Khomeini di Iran telah menumpas Ahlus Sunnah di Iran. Mereka juga menikam perjuangan mujahidin di Afghanistan. Mereka membantai Ahlus Sunnah di Irak, Libanon, Suriah, Yaman, bahkan mereka hampir menguasai Bahrain.

Singkat kata, tidak ada Jihad kaum Syiah dalam sejarah, selain “jihad” yang diarahkan untuk memusnahkan dan menghancur-leburkan kaum Sunni. Sejarah klasik dan modern sudah memaparkan fakta. Bahkan dalam kasus Iran Contra Gate terbongkar skandal besar. Ternyata, di balik gerakan Kontra di Nikaragua, Amerika memasok senjata kepada para gerilyawan itu. Darimana dananya? Dari hasil kerjasama jual-beli minyak dengan Iran. Padahal dalam kampanye dunia, sudah dimaklumkan bahwa Amerika itu sedang konflik dengan Iran. Tetapi di balik itu ada sandiwara “jual-beli minyak” yang menggelikan. Kasus ini sangat terkenal, sehingga seorang kolonel Amerika dikorbankan sebagai tumbalnya.

KETIGA. Apa sih yang dilakukan Hizbullah (Syiah Rafidhah) di Libanon kepada Israel? Apakah dia terlibat perang terbuka dengan Israel? Apakah dia menduduki wilayah Israel dan berusaha mengusir penduduk Yahudi? Ternyata, aksi-aksi Hizbullah itu hanya melepaskan tembakan mortir ke arah pasukan Israel atau wilayah Israel. Atau mereka melakukan tembakan senapan, atau tembakan rudal anti tank. Hanya itu saja. Mereka tidak pernah terlibat perang terbuka vis a vis, seperti para pejuang Ahlus Sunnah di Irak, Afghanistan, Chechnya dan lainnya. Jadi singkat kata, aksi-aksi Hizbullah itu hanya semacam “main-main” untuk membuang amunisi-amunisi ringan. Itu saja kok.

KEEMPAT. Dalam sejarah perang Arab-Israel, sejak merdeka tahun 1948 Israel sudah berkali-kali bertempur dengan pasukan Arab. Yang terkenal adalah perang tahun 48, perang tahun 67, dan perang tahun 70-an. Ia kerap disebut perang Arab-Israel. Setelah itu belum ada lagi perang yang significant. Dalam sejarah ini, lagi-lagi tiada peranan Iran sama sekali. Bahkan ketika Ghaza dihancur-leburkan Israel pada tahun 2008-2009 lalu, Iran lagi-lagi tidak terlibat apa-apa. Jadi, apa yang bisa dibanggakan dari manusia-manusia pemeluk agama Persia (Syiah Rafidhah) itu?

KELIMA. Menurut Ustadz Farid Okbah, di Iran itu sangat banyak orang-orang Yahudi. Menurut informasi, jumlahnya bisa mencapai 50.000 jiwa. Mereka bisa hidup aman dan sentosa di Iran, sedangkan Ahlus Sunnah hidupnya sangat menderita disana. Iran bersikap welcome kepada kaum Yahudi, dan sangat ofensif kepada kaum Muslimin. Ini adalah realitas yang sangat menyedihkan. Makanya tidak salah kalau ada yang mengatakan, Rafidhah lebih sadis dari orang-orang kafir lain.

Contoh yang sangat unik ialah kerjasama antara Hamas dan Iran. Banyak orang menyebutkan, Hamas kerap kerjasama dengan Iran. Hal itu konon berdasarkan sikap Syaikh Al Bana yang dulunya pernah berujar, bahwa Syiah adalah sesama saudara Muslim juga. Mereka sama-sama Ahlul Qiblah. Tetapi realitasnya, Ikhwanul Muslimin di Suriah dibantai puluhan ribu manusia disana oleh regim Hafezh Assad. Ternyata, regim itu dan anaknya, dibantu oleh Iran juga. Nah, ini kan sangat ironis. Hamas kerjasama dengan Iran, sementara Al Ikhwan di Suriah dibantai oleh regim Suriah yang didukung oleh Iran.

KEENAM. Propaganda bahwa Syiah Rafidhah itu musuh Zionis Israel, semua ini hanya propaganda belaka. Sejatinya mereka itu teman-karib, sahabat dekat, saling tolong-menolong, sebagian menjadi wali atas sebagian yang lain. Mereka ini selamanya tak akan pernah terlibat dalam peperangan. Kaum Yahudi membutuhkan Iran, sebagai seteru Ahlus Sunnah. Sedangkan Iran membutuhkan Yahudi, juga sebagai seteru Ahlus Sunnah. Dalam hadits Nabi Saw juga disebutkan bahwa kelak dajjal akan muncul dari Isfahan (salah satu kota di Iran yang saat ini banyak dihuni Yahudi) dengan 70.000 pasukan. Yahudi membutuhkan Iran, karena darinya akan muncul pemimpin mereka. Dan dalam literatur-literatur Syiah, sosok dajjal itu sebenarnya adalah sosok “Al Mahdi Al Muntazhar” yang selalu mereka tunggu-tunggu. Begitulah, banyak kesamaan kepentingan antara Syiah dan Yahudi.

KETUJUH. Fakta berikutnya yang sangat mencengangkan. Ternyata Syiah Iran juga menjalin kerjasama dengan China dan Rusia, dua negara dedengkotnya Komunis. Mereka ini umumnya kerjasama dalam soal industri, perdagangan, dan jual-beli senjata. Ketika Amerika berniat menjatuhkan sanksi akibat instalasi nuklir Iran, segera China dan Rusia memveto niatan itu. Kedua negara terang-terangan membela Iran. Begitu juga China dan Rusia juga membela regim Bashar Assad (semoga Allah Al Aziz segera memecahkan kepala manusia durjana satu ini, amin ya Mujibas sa’ilin) dari ancaman sanksi internasional. Sedangkan kita tahu, regim Suriah sangat dekat koneksinya dengan Iran. Jadi, kita bisa simpulkan sendiri posisi Iran di mata China, Rusia, dan regim Suriah.

Jadi kalau kemudian kita mendengar propaganda Syiah anti Yahudi, Syiah anti Amerika, Syiah anti Zionis, dan sebagainya…ya sudahlah, saya akan ketawa saja. Tidak usah dianggap serius. Anggaplah semua itu hanya “olah-raga kata-kata” saja (meminjam istilah seorang politisi busuk). Syiah selamanya akan berkawan dengan kaum kufar dan sangat apriori dengan kaum Muslimin (Ahlus Sunnah). Mereka itu lahir dari sejarah kita, tetapi wujud dan hatinya milik orang kafir. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.

Semoga artikel sederhana ini bermanfaat. Semoga kita semakin sadar, bahwa Syiah Rafidhah bukanlah kawan. Mereka membutuhkan istilah kawan selagi masih lemah. Nanti kalau sudah kuat, mereka akan menghancur-leburkan Ahlus Sunnah. Tetapi cukuplah Allah Ta’ala sebagai Wali, Pelindung, dan Penolong kita. Dialah sebaik-baik Pelindung dan Penjaga. Walhamdulillahi Rabbil a’alamiin

‘Dilema PKS’




Islamedia - -Apa dilemanya dan siapa yang dilematis?-

Dilema itu adalah situasi yang sulit dan membingungkan. Maka harus ada jawaban dari pertanyaan, Dilema dalam memilih apa dengan apa? Apa yang dibingungkan siapa? Siapa yang bingung? Siapa yang dalam kondisi sulit memilih? Siapa yang sedang sulit memilih apa dengan apa?

Pendahuluan.

Ada satu buku yang cukup cepat mengambil perhatian publik sesaat setelah buku itu beredar. Dilema PKS karya Burhanuddin Muhtadi (BM). Diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Buku ini menambah kekayaan tema PKS. Tema PKS memang cukup mengundang public untuk membacanya, kendati, sejatinya, sudah banyak buku tentang PKS baik yang ditulis oleh orang PKS maupun pihak luar PKS.

Buku ini adalah buku hasil olahan tesis penulisnya di Australian National University (ANU). BM mencoba mencoba menganalisis upaya PKS dengan teori politik yang beliau kuasai. Dalam kajian ilmu politik, sulit memadukan Islam dan demokrasi dan Gerakan Sosial dan Gerakan Politik dalam satu lembaga. Maka, secara teoritis, PKS akan sulit melakukan semuanya itu. Bagi BM, PKS sedang dalam dilema untuk memilih, apakah PKS akan memuaskan Islam atau menguatkan demokrasi?

Bagi kader PKS, tema ini mungkin sudah selesai. Bagi penggemar PKS, buku ini bercerita agak banyak. Bagi pembenci PKS, buku ini bisa menjelaskan ketidaksukaan. Tapi siapapun anda, jika anda ingin melihat bagaimana seorang ahli ilmu politik melihat upaya yang sedang dilakukan PKS, maka buku ini layak dipertimbangkan untuk dibaca. Setidaknya buku ini empirik, ramah dan tidak membabibuta dalam menuduh PKS.

Alhamdulillah, saya sudah membaca buku itu. Saya ingin berbagi hasil bacaan saya. Saya tulis hasil bacaan saya dan saya berharap ini berguna bagi anda.

Buku Tentang Apa?

Buku ini memang khusus tentang PKS. Buku ini tentang dilema PKS. Dilema itu apa? Secara bahasa, dilema adalah situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan. Dilema itu adalah situasi yang sulit dan membingungkan.

Buku ini tentang dilema PKS ; apakah PKS akan menjadi catch all party seperti AKP (Adelat ve Kalkinma Partisi) di Turki atau menjadi partai kader yang menjadi representasi basis sosial pendukung awal seperti PAS di Malaysia.

Tema Partai Islam memang hampir selalu menarik. Tapi mengapa tema ini menarik? Pasti ada banyak tedensi di balik banyaknya penelitian terhadap PKS dan Partai Islam. Tapi setidaknya ada 2 pertanyaan penting di penelitian-penelitian itu ;
Seberapa serius ancaman Islam terhadap tatanan sosial politik di tingkat domestik dan internasional?
Apakah islamisme bisa menjadi potensi yang memperkuat reformasi sosial dan demokrasi di dunia muslim?
Jadi? Memang ada 2 diskursus tentang upaya partai islam. Pertama, islamisme sebagai ancaman. Kedua, islamisme sebagai penguat reformasi.

Lalu mengapa PKS menarik untuk diteliti? Kata Anis Matta, banyaknya penelitian tentang PKS membuat paduan antara rasa heran dan rasa bangga. Ya, mengapa PKS banyak diteliti? Menurut prof. Greg Feady, itu karena PKS adalah partai kedua tersukses di dunia setelah AKP di Turki. PKS mewakili kisah sukses Partai Islam dan itu menarik untuk diteliti dengan motif apapun. Tema tentang PKS memang tema yang seksi. Banyak yang ingin tahu. Banyak yang ingin meneliti. Sedikit tulisan yang menyingkap bagian-bagian yang agak dalam saja, pasti sudah menarik perhatian public. Maka tulisan yang menceritakan dilema menjadi catch all party atau menjadi partai kader yang menjadi representasi basis sosial pendukung pasti cukup menarik perhatian publik untuk membaca buku ini.

Tetapi, menurut internal PKS, apakah dilema itu ada?. Apakah memang ada dilema semacam itu dalam tubuh PKS? Setidaknya Anis Matta membenarkan adanya resistensi internal itu, ada resistensi internal untuk menjadikan PKS terbuka.

Buku ini menyajikan data empirik kisah sukses PKS. Buku ini bercerita tentang sejarah PKS, transformasi PKS, aksi-aksinya, iklan-iklannya, perolehan suaranya, dan dilemanya di masa depan. Buku ini menjawab pertanyaan mengapa PKS sukses. Buku ini menyajikan data mengapa PKS menang. Dan buku ini kemudian menjelaskan dilema PKS di masa depan, isu negatif, perpecahan, dan komentar-komentar kekecewaan terhadap PKS.

Jadi, buku ini menceritakan tentang kisah sukses PKS di masa lalu dan tentang adanya dilema PKS di masa depan.

Bagaimana BM memotret Dilema PKS?

Di buku ini, BM meletakkan bab Dilema PKS di bab 7 dari 8 bab yang ada. Bab Dilema PKS memang diletakkan sebagai puncak bahasan, sebelum simpulan penulis.

Awalnya, BM meyakinkan bahwa agama adalah faktor penting yang memengaruhi pilihan politik lebih dari variable bahasa dan kelas social. Lalu BM banyak menulis tema politik aliran, Pemilu 1955, Qua Vadis Politik Aliran, dan kemudian BM memotret perolehan suara PKS dengan mengutip hasil LSI (lembaga Survei Indonesia).

Menurut BM, PKS sedang belajar merangkul pemilih baru. Ini berarti merambah konstituen baru. Dengannya, PKS harus tidak hanya mengandalkan retorika yang menguatkan sentimen keagamaan, tetapi harus menawarkan program terukur. Menurut BM, ini ujian bagi PKS. Sebab, menurutnya, PKS –sebagaimana Partai Islam lainnya- dicitrakan kalah dalam mengusung program terukur untuk kepentingan rakyat.

BM menyakini bahwa kasus dan isu negatif yang terjadi yang melibatkan internal PKS dan tokoh PKS tidak bisa dilepaskan dari tarik menarik yang terjadi. Dilema PKS itu diyakini BM sebagai dilema menjadi partai ideologis atau menjadi partai elektoralis. Jika menjadi partai ideologis, perilaku politik PKS harus dilandaskan pada upaya untuk menyerap kepentingan basis sosial partai yang merupakan aktivis halaqoh, harakah, muda, terdidik, bagian dari masyarakat kota, tetapi memiliki pandangan konservatif dalam beragama. Sedangkan jika menjadi partai elektoralis, PKS harus menjadikan ceruk pasar pemilih sebagai motivasi utama dan kadang harus menomorduakan kepentingan basis sosial PKS. Dan, menurut BM, kedua pilihan ini sulit untuk dikompromikan. Di buku ini BM menceritakan dominasi kelompok progresif dengan dinamika Mukernas Bali (Februari 2008), jargon partai terbuka, bayan DPP PKS, Multaqo Fikri, iklan Guru Bangsa, penolakan Fajroel Rahman, jingle iklan ; Partai Kita Semua, kasus Yusuf Supendi, ‘daging berjenggot’, Hotel Ritz Carlton, dan beberapa kasus lainnya. Bagi BM, tahun 2008-2009 adalah tahun eksperimen menjadi partai terbuka dan menempuh strategi kompetisi electoral.

Bagaimana BM Menyimpulkan?

Bagi BM, PKS tampaknya tidak akan jera untuk memantapkan langkah dalam memperbesar ceruk pasar pemilih dengan mengubah orientasi partai ke tengah dan terbuka. Hasil Pemilu 2009, yang hasilnya belum optimal, diyakini BM tak akan membuat jera PKS. Artinya, di masa depan PKS akan menggunakan strategi kompetisi electoral yang sesuai dengan pasar pemilih.

BM melihat ada 3 tantangan dalam upaya PKS ini. Pertama, PKS ditantang untuk dapat meyakinkan basis massa tradisionalnya bahwa upaya ini tidak mengubah komitmen keislaman PKS. Bagi BM, ini menuntut sikap extra hati-hati agar tidak kehilangan dukungan dari basis massanya. Kedua, PKS menghadapai tantangan untuk meyakinkan pasar pemilih nasionalis dan non muslim bahwa komitmen PKS ini bukan sekadar retorika dan hiasan bibir semata. Ini –menurut BM- tidak lepas dari citra PKS sebagai partai Islam konservatif yang masih melekat di kalangan pemilih nasionalis dan non muslim. Ketiga, PKS menghadapi tantangan soal kredibilitas terutama soal isu anti korupsi dan program kerakyatan. Ketiga tantangan itu harus dihadapi PKS di masa-masa ini.

Penutup.

Meski BM menulis bahwa apa yang sedang terjadi adalah dilema bagi PKS. Tapi BM juga menyimpulkan bahwa PKS memang akan melangkah dengan keputusan-keputusannya. Ada konteks internasional yang bertemu dengan kondisi politik domestik yang membuat langkah PKS mantap untuk memperbesar partai.

Jadi? Apakah PKS dilematis? Menurut saya PKS tidak dilematis. BM juga meyakini bahwa PKS akan memantapkan langkah dalam memperbesar ceruk pasar pemilih. PKS diyakini akan menguatkan langkah untuk memperbesar pemilih. Ini lebih merupakan tantangan, seperti yang diungkap Anis Matta di pengantar buku.

Di saat-saat akhir membaca buku ini, saya bertanya, ‘Jika memang disebut dilema, kapan PKS dilanda dilema atau kegalauan itu? Tahun 1999, PKS sukses dengan situasinya saat itu. Tahun 2004, PKS sukses lagi. Tahun 2009, PKS sukses lagi meski tak sebesar sebelumnya. Kata Anis Matta ini soal kapasitas. Dan apakah PKS akan sukses lagi di 2014? Bisa iya dan bisa tidak. Tetapi, apapun jawabannya, PKS tidak sedang mengalami dilema. Sukses lagi atau tidak, bukan urusan dilema atau tidak bagi PKS.

Anis Matta punya 2 pertanyaan, pertama, Apa yang menyebabkan PKS sukses? Dan kedua, Apakah PKS bisa sukses lagi di masa depan?. Buku ini menjawab pertanyaan pertama. Dan bagi Anis Matta, pertanyaan kedua lebih merupakan tantangan masa depan.

Selamat membaca buku ini kepada anda yang ingin menikmati tulisan seorang ahli tentang PKS. Buku yang bagus, menyajikan banyak data dan buku dengan judul yang menarik. Terima kasih, mas Burhan. Selamat dan sukses.

Terima kasih.

Eko Novianto
Buku-buku yang telah beliau terbitkan :
1. Sudahkah kita tarbiyah
2. Tarbiyah Iqtishadiyah
3. Engkaulah Matahariku
4. Dakwah Dan Manajemen Isu

PKS: SBY Anggap Rakyat yang Demo BBM Musuh Negara



KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera menganggap pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perihal penolakan terhadap rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah persoalan serius.

PKS menilai, Yudhoyono telah menempatkan semua kelompok masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM menjadi musuh negara.

Hal itu dikatakan Ketua DPP PKS Aboe Bakar Al Habsy di Jakarta, Kamis (12/4/2012). "Saya kira itu statment yang tak elok," kata Aboe Bakar.

Aboe Bakar menyikapi pernyataan Yudhoyono yang disampaikan ketika rapat internal Partai Demokrat (PD) di Kantor DPP PD beberapa waktu lalu.

Dalam rapat internal itu, Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina PD menyebut partai politik yang menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bukan untuk kepentingan rakyat.

Menurut Yudhoyono, mereka ingin dirinya dan PD jatuh setelah negara collaps. Begitu pula dengan parpol yang setuju harga BBM naik namun menolak program bantuan langsung kepada rakyat. Pada akhirnya, rakyat akan marah yang kemudian akan menuntut pemerintah. Akhirnya, pemerintah akan jatuh juga.

Aboe Bakar mengatakan, kenaikan harga BBM ketika itu masih rencana. Aksi unjuk rasa di berbagai daerah hanya bentuk meyampaikan aspirasi agar pemerintah tidak menaikan harga BBM. Pihaknya mengkhawatirkan buruh dan mahasiswa yang ikut menolak harga BBM naik akan semakin marah mendengar pernyataan itu.

"Bila gerakan moral mahasiswa dan aspirasi buruh sudah dicap ditunggangi kepentingan politik, sepertinya mereka sudah terbeli. Saya kasihan sama mereka," pungkas Aboe Bakar.

J Kristiadi: "Saya belum pernah menyaksikan pengaderan partai yang memuaskan, kecuali di PKS"



Bincang-bincang Joseph Kristiadi:
"Rakyat Harus Memproduksi Pemimpin"

SAAT ini muncul penilaian, kepemimpinan nasional tersandera banyak kekuatan sarat kepentingan sehingga pemerintahan tak berjalan efektif. Semua diselesaikan dengan cara “dagang sapi”. Keadaan itu justru terjadi pada era demokratis. Untuk menguak permasalahan itu, berikut bincang-bincang Rakyat Medeka dengan Dr Joseph Kristiadi dari Center for Strategic and International Studies (SCIS) Jakarta.

Mengapa itu terjadi?

Proses demokrasi masih berjalan. Namun kebelumsuksesan demokrasi, dalam arti sukses menyentuh esensi, jangan membuat kita berpikir ke belakang dengan menyatakan, mengapa tak dikembalikan ke zaman dulu ketika negara punya power luar biasa untuk mengatur rakyat.

Semua berjalan efektif, situasi stabil. Kita jangan pernah lupa pada era lalu terjadi kekuasaan yang memonopli segala, termasuk monopoli kebenaran, tak boleh ada perbedaan dan kritik. Semua yang berani berbeda dan mengkritik dianggap kriminal, dicap subversif. Kita sudahi saja masa itu, jangan kita ulang atau bangkitkan lagi.

Novelis terkenal asal Ceko, Milan Kundera, mengatakan, “The struggle of man against power is the struggle of memory against forgetting, perjuangan melawan kekuasaan adalah perjuangan melawan lupa.“ Jangan kita lupakan masa lalu yang kelam itu.

Mengapa pemimpin saat ini tak begitu powerfull, ya demokrasi sebenarnya memang membatasi pemimpin agar tak absolut. Jadi pemimpin era ini tak bisa disamakan lagi dengan era sebelumnya. Selain itu, kita kini juga mengalami perubahan budaya.

Perubahan budaya seperti apa?

Dalam budaya kita, termasuk budaya Jawa, pemimpin ibaratnya mendapat wahyu Tuhan untuk memimpin. Tanpa wahyu sehebat apa pun, dia tidak bisa berkuasa. Wahyu juga bisa diartikan garis keturunan. Tanpa garis keturunan raja atau pemimpin, seseorang tak bisa jadi pemimpin. Jadi muncul mitos-mitos pada diri pemimpin.

Saat ini mitos-mitos itu sirna, tak ada lagi mitos ratu adil dan sebagainya. Karena masyarakat menilai pemimpin adalah orang biasa yang terpilih berdasar mood masyarakat saat pemilu untuk menjawab kebutuhan, keinginan saat itu. Mood masyarakat bisa dibentuk elite politik dengan pencitraan, dengan perjuangan keras, juga karya nyata.

Ada yang berkemampuan biasabiasa saja, tapi mood masyarakat bisa mengarah ke dia. Jadi sak-mood-e bae. Tertarik pengusaha sukses, ya milih pengusaha sebagai pemimpin. Tertarik birokrat, ya milih birokrat. Tertarik artis, ya milih artis. Tokoh muda, ya milihlah dia. Juga tak ada yang melarang mencalonkan tokoh yang tak berpengalaman politik sedikit pun.

Itu kan perubahan budaya yang sangat signifikan. Memang ada yang saat menjabat menunjukkan kualitas, namun kita tahu banyak yang korup dan mismanajemen. Namun apa pun moodrakyat saat itu, mereka pasti punya standar minimal.

Apa standar minimalnya?

Pemimpin itu harus punya pandangan tegas dan jelas, mau membawa bangsa ini ke mana. Kalau itu tak punya, pasti serba-abu-abu. Kalau itu jelas, dia dapat merumuskan tahapan untuk mencapai. Dia boleh berasal dari birokrat, purnawirawan TNI, pengusaha, artis. Tapi semua harus punya standar minimal itu.

Di sinilah perlu kontrol terhadap pemimpin. Itulah kaitan antara masyarakat yang memilih pemimpin dan masyarakat harus memberikan masukan, kritik sebagai kontrol. Bila sistem tidak demokratis, ya mekanisme kontrol tidak berjalan. Mengkritik bisa langsung dipidana. Kebenaran hanya milik pemerintah.

Namun bila sistem demokratis pun apa artinya bila kritik tidak ditanggapi. Kritik, saran, dan masukan rakyat tak membuat dia berubah ke arah lebih baik. Jadi yang perlu kita lakukan bersama adalah membuat sistem yang menjadikan pemimpin bisa membawa rakyat ke arah lebih baik.

Seperti apa sistem itu?

Sistem itu harus bisa memberikan hak kepada rakyat melalui diri sendiri atau wakilnya di parlemen untuk memberi tahu sampai mengkritik pemimpin. Tentu itu juga tergantung pada budaya negara masing-masing. Kalau rakyat sudah memberi tahu, memberi saran, masukan, sampai kritik tidak mempan, ya kita sabar sampai pemilihan berikutnya kita hukum dengan tak memilih pemimpin dan partai pendukungnya. Lalu, kita ganti orang lain sambil berharap yang baru lebih baik. Sistem itu juga menjunjung supremasi hukum. Jadi bila pemimpin melanggar hukum, dia tak berada lebih tinggi daripada hukum sehingga dengan kekuatan politiknya menindas hukum.

Yang harus ada dalam sistem itu adalah memberikan kesempatan pada rakyat untuk memproduksi pemimpin. Rakyat harus memproduksi pemimpin melalui berbagai cara, antara lain melalui partai. Partai harus menjadi institusi yang memberikan pendidikan politik bagi rakyat dan bagi kader.

Bagaimana pendidikan politik partai saat ini? Berhasilkah mendidik dan mengader?

Saya belum pernah menyaksikan pengaderan partai yang memuaskan, kecuali di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Itu mungkin subyektif, tetapi memang seperti itu. Partai-partai saat ini tak begitu serius merekrut dan menyeleksi anak muda yang berminat berpolitik. Akibatnya, saat hendak pemilu mau mencalonbkan siapa masih bingung. Akhirnya merekrut tokoh dari luar yang punya karisma, daya jual tinggi, punya dana, demi mendapat suara.

Saya melihat PKS merekrut orang muda dan mengader dengan baik sehingga punya value, mendalami betul ideologi dan cita-cita partai dan siap memperjuangkan cita-cita itu karena begitu yakin. Cita-cita partai umumnya, bagaimana rakyat makin sejahtera, makin tak terbebani pungutan resmi dan liar yang memberatkan, bagaimana peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan di negeri ini, juga swasembada pangan.

Dalam pengaderan itu bukan hanya dikuliahi, diceramahi, serta beraktivitas sosial di masyarakat. Itu hal sekunder. Hal primer adalah bagaimana para kader mempunyai kesadaran tinggi bahwa mereka calon pemimpin yang akan mendapat amanah besar, yaitu negara dan bangsa ini. Mampulah berbuat terbaik bagi bangsa ini. Mari tingkatkan kemampuan, mengader diri.

Itu harus ditanamkan secara serius. Juga ada seleksi khusus untuk menyaring orang-orang berkualitas. Memang itu kerja keras. Bukan kerja instan. Tak hanya partai, organisasi kemasyarakatan juga bisa melakukan. Tapi partai memang perlu melakukan karena jadi pemasok atau penentu orang yang diarahkan ke parlemen, kabinet, serta pemerintahan.

Saat ini pengaderan hanya formalitas; kegiatan selesai, ya selesailah. Juga sekarang makin sedikit orang partai yang rela mati mengurus, mengader, menghidupkan partai. Kini bahkan menjadikan partai batu loncatan. Setelah itu, partai kapiran ditinggalkan.

Bagaimana dengan penilaian, saat ini kita miskin sikap kenegarawanan?

Orang muda yang saat ini di tampuk kepimpinanan sepertinya sudah terlalu jauh dari sejarah para negarawan. Kita sudah jauh dari sejarah Natsir, sejarah IJ Kasimo, dan founding fathers. Mereka saat sidang berdebat dengan gigih berdasar ideologi masing-masing, tetapi tetap menjalin hubungan harmonis, penuh nurani, kaya spiritual sebagai sesama manusia. Bisa berangkulan dan pulang bareng.

Sejarah tak pernah mengajarkan betapa penting nilai-nilai seperti itu dengan benar. Sejarah diubah untuk menonjolkan pihak tertentu dan seakan menenggelamkan nilai-nilai para negarawan pada masa lalu. Pemaknaan terhadap sejarah sangat dangkal.

Hingga kini yang muncul adalah pokoknya bisa memenuhi hasrat berkuasa, merebut kekuasaan, dengan segala cara, dengan dagang sapi, politik uang, dan melupakan perjuangan untuk kepentingan rakyat. Dengan kekuasaan bisa dengan mudah mencuri uang negara, dengan kekuasaan bisa menyandera hukum, sehingga banyak orang bermasalah dengan hukum, ingin menyelamatkan diri dengan masuk partai. Masuk partai ya dengan transaksi. Jadi ya tidak keruan seperti ini.

Itu semua rangkaian proses yang mendangkalkan demokrasi kita. Jadi bukan demokrasi sebenarnya, melainkan tak lebih transaksi para elite yang ingin mengeruk keuntungan dengan berkuasa. Ibaratnya jadi dangkal seperti pasar. Celakanya, kemerosotan sikap kenegarawanan, kejujuran, etos kerja yang sangat memalukan juga terjadi pada kehidupan riil di masyarakat. []


*sumber SUARA MERDEKA (15/4/2012) hal. 2

HNW Kembalikan PKS Berbasis Muslim Urban



REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis politik dari Universitas Indonesia, Yon Mahmudi, mengatakan ada gejala menarik dari tampilnya Hidayat Nur Wahid dalam Pilkada DKI Jakarta. Yon menilai hal tersebut menunjukkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kembali ke watak aslinya sebagai gerakan sosial yang berbasis Muslim urban.

"Dan, nilai lebihnya adalah kehadiran para 'Relawan Hidayat' itu kini menjangkau komunitas tradisional. Itu termasuk orang-orang pinggiran," kata Yon di Jakarta, Senin.

Yon menilai sosok Hidayat Nur Wahid (HNW) yang santun dan memahami betul budaya Jawa juga menarik kalangan ulama NU kultural.

''Mereka mengundang khusus Hidayat untuk berdialog," kata Yon yang ikut menghadiri pertemuan HNW dengan Yayasan Turats Indonesia di bawah pimpinan KH Sholahuddin "Gus Sholah" Wahid dan KH Musthofa "Gus Mus" Bisri. Pimpinan Ponpes Gontor KH Abdullah Syukri Zarkasi sebelumnya menyatakan dukungan terbuka para alumni kepada Hidayat.

Yon menguraikan tantangan terberat Hidayat dan PKS adalah menjangkau sekitar 70 persen penduduk Muslim DKI. Menurut hasil sebuah survei, kata Yon, mereka itu shalatnya belum lima waktu dan kaum perempuannya belum berjilbab.

Redaktur: Didi Purwadi
Sumber: Antara

Ramadhan: Banyak Politisi Gerah pada Dahlan



VIVAnews - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Demokrat, Ramadhan Pohan, menyatakan partainya maklum jika partai-partai lain tidak suka dengan kebijakan dan langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Bagi Demokrat, Dahlan sudah bekerja dengan baik selama ini.

Ujung ketidaksukaan politisi tersebut, adalah rencana pengajuan hak interpelasi kepada pemerintah terkait penerbitan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor 236 Tahun 2011.

"Dahlan itu middle class darling. Publik dan kelas menengah suka gaya, karakter, dan pola Dahlan. Sebab ia lugas, apa adanya, nggak bertele-tele, anti birokrasi panjang, result oriented, anti mewah, sedikit bicara banyak kerja, dan lain-lain," ujar Ramadhan, hari ini.
Demokrat sendiri, lanjut Ramadhan, mendukung Dahlan Iskan karena kinerja yang baik membantu presiden. Tapi, imbuhnya, banyak politisi dari partai politik lain yang gerah dengan tindak tanduk Dahlan tersebut. "Maklum lah."

Namun Ramadhan tidak menjelaskan lebih rinci mengenai alasan kemaklumannya tersebut.

Sejumlah anggota DPR, khususnya dari Komisi V, menilai SK No 236/2011 ini bermasalah. Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-236/MBU/2011 tentang Pendelegasian Sebagian Kewenangan dan/atau Pemberian Kuasa Menteri Negara BUMN sebagai Wakil Pemerintah selaku Pemegang Saham/RUPS pada Perusahaan Perseroan (Persero) dan Perseroan Terbatas serta Pemilik Modal pada Perusahaan Umum (Perum) kepada Direksi, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan Pejabat Eselon I di Lingkungan Kementerian BUMN ini bertabrakan dengan peraturan perundang-undangan di atasnya.

Setidaknya, ada empat kasus dalam SK tersebut yakni:
1. Penunjukan direksi BUMN tanpa melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sehingga melanggar Pasal 15 UU Nomor 19/2003 tentang BUMN;

2. Penunjukkan direksi BUMN tanpa melalui Tim Penilai Akhir (TPA), sehingga mengabaikan prinsip transparansi dan akuntabilitas, seperti diamanatkan Pasal 16 UU Nomor 19/2003 tentang BUMN;

3. Pengangkatan kembali direksi BUMN yang memiliki rekam jejak negatif sebagaimana Laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Akibatnya melanggar prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), seperti diamanatkan Pasal 5 ayat (3) UU Nomor 19/2003 tentang BUMN.

4. Pengangkatan kembali direksi BUMN untuk masa jabatan ketiga kalinya, sehingga melanggar Pasal 16 ayat 4 UU Nomor 19/2003 tentang BUMN.
SK tersebut dianggap memberikan pelimpahan wewenang kepada direksi BUMN untuk melakukan penjualan aset. Akibatnya, diduga kuat, telah terjadi penjualan aset BUMN--dengan kata lain aset negara-- yang dilakukan langsung oleh direksi BUMN terkait, tanpa melalui mekanisme yang seharusnya.

Padahal, sesuai pasal 24 ayat (5) UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara dan Pasal 45 dan 46 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, penjualan aset BUMN harus melalui persetujuan DPR, Presiden, dan atau Menteri Keuangan, sesuai tingkat kewenangan masing-masing.

Senin, 09 April 2012

Golkar “mempermainkan” nasib pemerintahan SBY



"Golkar Gentar, SBY Trauma"

Oleh Daniel H.t.*

Pada 2 April 2012, dua hari setelah DPR memutuskan mengesahkan penambahan Pasal 7 ayat 6a pada UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN-P 2012, yang memberi kewenangan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dengan persyaratan tertentu itu, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dengan sangat bangga mengklaim bahwa usulan penambahan ayat 6a tersebut adalah usulan dari Golkar (Okezone.com, 02/04/2012). Para kader Golkar pun dengan bangga menyatakan kehebatan parpol-nya karena dengan sukses pula mengarahkan rapat paripurna itu memutuskan demikian.

Namun rasa bangga tersebut tidak berlangsung lama. Rasa bangga itu kini berubah menjadi rasa tidak percaya diri, dan gentar. Yakni, ketika pakar Hukum Tata Negara Yusiril Ihza Mahendra mempersoalkan keberadaan Pasal 7 ayat 6a tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK). Yusril telah mendaftar permohononan uji materi dan uji formal ayat tersebut ke MK, dan kini menunggu untuk disidangkan setelah Presiden menandatangani UU APBN-P (= Politik, eh Perubahan tersebut).

Alasan Yusril mengajukan judicial review Pasal 7 ayat 6a tersebut karena menurutnya secara materi terutama sekali bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945. Sedangkan secara formil bertentangan dengan ketentuan dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukkan Peraturan Perundang-undangan, yang mewajibkan sebuah peraturan perundang-undangan yang disahkan harus memenuhi beberapa asas. Di antaranya adalah asa kejelasan dan kepastian hukum, yang menurut Yusril tidak terdapat di ketentuan Pasal 7 ayat 6a tersebut.

Rasa gentar itu tercermin dari harapan yang dilontarkan oleh Wakil Ketua DPR dari Fraksi Golkar Priyo Budi Santoso kepada Yusril Ihza Mahendra agar tidak melanjutkan niatnya menggugat keberadaan Pasal 7 ayat 6a tersebut, karena reputasi Yusril yang selalu menang dalam kasus-kasus hukum serupa.

“Saya tidak anjurkan Anda untuk gugat (uji) ke MK karena reputasi Anda selama ini selalu menang di sana. Saya sarankan pikir ulang,” kata Priyo dalam acara diskusi tentang hal tersebut pada 4 April 2012, yang direspon Yusril hanya dengan senyuman (Kompas.com, 04/04/2012).

Priyo telah jujur dan sepantasnya menyampaikan rasa gentar Golkar terhadap gugatan Yusril tersebut. Karena memang kalau kita pelajari isi ayat 6a tersebut, argumen yang disampaikan oleh Yusri itu sangat masuk akal, dan seharusnya diterima oleh MK.

Mungkin untuk argumen yang menyebutkan ayat tersebut bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945 masih bisa diperdebatkan, yang membuat MK bisa berbeda pendapat. Tetapi, untuk ketentuan di dalam UU 12 Tahun 2011 tentang Pembentukkan Peraturan Perundang-undangan, tidak bisa dielak lagi bahwa ayat 6a itu telah melanggar. Khususnya mengenai asas kepastian hukum.

Pasal 6 ayat 1i dengan jelas menyebutkan bahwa materi muatan suatu Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan asas ketertiban dan kepastian hukum.

Sedangkan apa yang diatur di ayat tambahan itu (ayat 6a) tidak mempunyai unsur kepastian hukum. Pemerintah diberi kewenangan untuk menaikkan atau menurunkan harga BBM bersubsidi apabila ICP naik di atas 15%.

Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa patokan ICP adalah USD 120,75/barel. Artinya jika ICP naik di atas harga itu, maka otomatis pemerintah berwenang dan akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Pertanyaannya adalah kapan itu terjadi? Tidak dapat dipastikan, bukan? Bisa saja tiba-tiba besok ICP itu naik melebihi USD 120,75/barel, dan pemerintah pun segera mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi di dalam negeri. Hitung-hitungan bisnis pun bisa kacau.

Yang aneh adalah respon pemerintah (SBY) terhadap gugatan Yusril tersebut. SBY dan para menterinya kelihatannya tenang-tenang saja. Padahal justru pemerintahlah yang akan menanggung akibatnya secara langsung apabila MK menerima gugatan Yusril tersebut (menyatakan ayat 6a itu melanggar hukum, dan dinyatakan tidak berlaku).

Mungkin pemerintah (SBY) sudah trauma pula, maka itu mereka seolah-olah diam saja. Karena sebelumnya pemerintah (SBY) sudah dua kali dikalahkan oleh Yusril Ihza Mahendra di MK. Jangan-jangan ini adalah untuk ketiga kalinya mereka akan dipermalukan Yusril.

Yang pertama adalah soal keabsahan jabatan Jaksa Agung yang mencekal Yusril dalam kasus Sisminbakum, dan yang kedua adalah moratorium remisi untuk napi koruptor. Kalau sampai MK memenangkan Yusril lagi, maka berarti untuk ketigakali berturut-turut pemerintah (SBY) dipermalukan oleh orang yang sama.

Ironisnya, ayat 6a tersebut bukan hasil inisiatif dari pemerintah/Demokrat. Mereka terpaksa mengikuti maunya Golkar dengan opsi tersebut. Setelah disahkan DPR, pemerintah “terpaksa” pula melaksanakannya. Dan, sekarang kena gugatan Yusril. Kalau sampai Yusril menang, maka yang menanggung akibatnya lagi-lagi pemerintah (SBY). Bukan Golkar atau Aburizal Bakrie.

Kalau MK menolak gugatan Yusril pun, ketika unsur ayat 6a itu terpenuhi, dan pemerintah menaikkan harga BBM, maka yang menanggung akibatnya juga adalah SBY. Bukan Aburizal Bakrie, bukan pula Golkar yang sebagai inisiator ayat 6a itu. Yakni, kalau SBY benar-benar nanti menaikkan harga BBM berdasarkan Pasal 7 ayat 6a itu, maka kemungkinan besar unjuk rasa anti kenaikan harga BBM akan kembali terjadi secara besar-besaran. Bedanya, mereka tidak akan datang lagi ke DPR, tetapi semuanya tumpah-ruah, fokus ke Istana Negara saja. Seperti yang saya tulis di tulisan saya yang lalu (Perangkap Golkar di Balik Pasal 7 ayat 6a UU APBN-P 2012).

Benar-benar Golkar telah “mempermainkan” nasib pemerintahan SBY. Sedangkan para kader Demokrat tidak bisa berbuat apa-apa, selain marah-marah kepada PKS.

Benar-benar tragis nasib SBY dan Demokrat di tangan Golkar.

Makanya, kalau mau berteman (baca: koalisi) lihat-lihat orangnya dulu. ***


*sumber: http://politik.kompasiana.com/2012/04/07/golkar-gentar-sby-trauma/

PKS Tak Akan Mundur dari Koalisi

PKS menunggu sikap resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.


VIVAnews – Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengatakan, partainya tidak akan mengundurkan diri dari koalisi. Menurutnya sikap ini setidaknya dipegang PKS sampai ada keputusan resmi dari Ketua Koalisi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“PKS tidak akan mengundurkan diri jika belum ada sikap resmi dari SBY,” kata Anis Matta di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin 9 April 2012.

Namun Anis menegaskan, PKS siap dengan kemungkinan terburuk jika harus keluar dari koalisi. Ia menekankan, sikap PKS saat ini sudah sangat jelas. Justru sikap Presiden SBY yang belum jelas sampai saat ini.

“Kalau buat PKS bukan soal nyaman atau tidak nyaman, juga bukan urusan malu atau tidak malu. Ini urusan SBY. Urusannya sikap resmi dari SBY. Tidak ada urusan soal pengkhianatan dan lain-lain,” ujar Wakil Ketua DPR itu.

Anis menambahkan, saat ini Majelis Syuro PKS tidak akan melakukan rapat untuk membahas persoalan koalisi tersebut. “Tak ada rencana rapat dalam waktu dekat,” kata dia.

Hasil rapat Sekretariat Gabungan Partai Koalisi di Cikeas, Selasa malam 3 April 2012 lalu menyatakan sikap PKS yang menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak dalam paripurna DPR telah melanggar kode etik koalisi. PKS pun terancam didepak dari koalisi.

Kesepakatan Setgab itu diambil dalam pertemuan para ketua umum partai koalisi dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono – minus PKS. “PKS sangat melanggar,” kata Sekretaris Setgab, Syarif Hasan. Koalisi pun mendesak SBY untuk segera mendepak PKS dari koalisi. (umi)

Selasa, 03 April 2012

Demokrat Melunak, PKS: Kau yang Mulai Kau yang Mengakhiri




DETIK-Jakarta PKS sampai hari ini tidak melihat ada rencana Presiden SBY mendepaknya dari koalisi. Melihat PD melunak, PKS pun merespon santai.

"Mengenai isu PKS ditendang dari koalisi ini kan isu yang di create orang PD sendiri. Jadi kalau ada rapat Setgab kita tidak diundang ya alhamdulillah, kita memang lagi repot. Kalau sekarang Demokrat melunak ya makanya kau yang mengawali kau yang mengakhiri," kata Wasekjen PKS, Mahfudz Siddik, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/4/2012).

PKS mengaku tak terganggu dengan desakan PD agar keluar koalisi. PKS lebih senang mensosialisasikan ke masyarakat soal sikap PKS yang menolak kenaikan harga BBM.

"Isu utama PKS itu adalah persoalan BBM. Dimana PKS secara jelas tegas di paripurna menolak rencana pemerintah menolak kenaikan harga BBM. Nah PKS menjelaskan ke masyarakat soal ini,"kata Mahfudz.

Meski PKS siap dengan kemungkinan terburuk. Yakni didepak dari koalisi dan kehilangan menteri.

"Jadi ketika PKS dalam kenaikan BBM memutuskan untuk menolak kami sudah mempertimbangkan resikonya. Termasuk resiko dicaci maki orang PD, termasuk desakan ke SBY untuk menendang PKS. Dan PKS siap dengan setiap konsekuensinya," jelasnya.

(van/gun)
Baca Juga



VIVAnews – Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, menyatakan, pemanggilan sejumlah menteri hari ini, 2 April 2012, ke kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas tidak terkait dengan reshuffle atau perombakan kabinet.

Ia menegaskan, pemanggilan menteri itu dilakukan terkait perkembangan pemerintahan. “Karena keterbatasan kegiatan di Istana hari ini, maka pertemuan di Cikeas,” jelas Julian.

Julian mengaku belum mendapat informasi apakah Presiden SBY akan merombak kabinet pasca “pembelotan” PKS yang menentang kenaikan harga bahan bakar minyak pada rapat paripurna DPR pekan lalu. “Reshuffle itu hak prerogatif presiden. Saya tidak bisa berkomentar,” ujar Julian.
Pasca paripurna BBM, Demokrat mendesak PKS keluar dari koalisi. Menteri-menteri PKS pun diminta keluar dari kabinet SBY.

“Kesetiaan mendukung Presiden SBY seharusnya bukanlah kesetiaan dua kaki, di mana berbeda antara janji dan kenyataan,” kata ketua DPP Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin.

Menurut dia, jika PKS melanggar makna dan komitmen sebagai koalisi, maka tidak ada gunanya lagi mereka berada dalam koalisi. “Bila ada partai politik yang tidak at home di koalisi dan seringkali berbeda pendapat, maka akan sangat terhormat jika mereka mundur dan bersikap sebagai oposisi tulen yang solutif,” tegas putra Menteri Hukum dan HAM itu, Amir Syamsuddin, itu.

PKS sendiri membantah disebut sebagai partai pengkhianat terkait langkah mereka menetang kenaikan harga bahan bakar minyak. “Itu bukan pengkhianatan atau mbalelo. Itu merupakan upaya kontrol PKS terhadap pelaksanaan koalisi dan pemerintahan,” kata Juru Bicara PKS, Mardani Ali Sera, beralasan.

Muhammadiyah Hargai Sikap PKS dan Partai Penolak Kenaikan BBM



Jakarta – Proses siding paripurna DPR kemarin sangat mengecewakan. Beberapa partai politik bermain-main dengan aspirasi rakyat. Sudah sangat jelas bahwa survey menunjukkan sekitar 90% rakyat menolak kenaikan harga BBM, karena jelas akan disertai dengan kenaikan ongkos transfortasi dan harga-harga sembako.

Begitu pula protes mahasiswa dan buruh yang begitu massif seharusnya ditangkap oleh partai-partai politik sebagai aspirasi rakyat. Sayangnya sebagian partai politik tidak menangkapnya, justeru mempertimbangkan kepentingan koalisi yang sesat.

Muhammadiyah sangat menghargai partai-partai politik lain seperti PDIP, Hanura, Gerindra dan PKS, yang memilih menolak kenaikan harga BBM. Muhammadiyah berpendapat menyerahkan harga BBM kepada mekanisme pasar bebas itu jelas bertentangdan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membatalkan Pasal 28 ayat 2 UU Migas.

Hal ini bagi Muhammadiyah merupakan persoalan mendasar, yang seyogyanya semua parpol harus berkomitmen kepada penegakan konstitusi dan kedaulatan Negara dalam bidang ekonomi.

Hal ini pula sesungguhnya yang mendorong Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah beberapa hari lalu bersama sejumlah Ormas di Jakarta mengajukan judicial review terhadap UU Migas, karena UU itu bertentangan dengan Pasal 33 UUD tahun 1945.


*http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-969-detail-muhammadiyah-hargai-sikap-pdip-hanura-gerindra-dan-pks.html

Jajak Pendapat KOMPAS Menunjukkan Opsi 1 yg Dipilih PKS Didukung Luas Publik

Harian KOMPAS hari ini (Senin, 2 April 2012) memuat hasil jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas terkait kebijakan pemerintah menaikan harga BBM. Berikut kutipannya...


Kebijakan menaikkan harga BBM merupakan pilihan yang berat. Selain menimbuikan implikasi sosial, besarnya gejolak politik akhirnya menjadi beban politik pemerintah. Meskipun Rapat Paripurna DPR, Jumat, 30 Maret 2O12 yang lalu, belum jadi menaikkan harga BBM per 1 April 2012, "kerusakan" sudah
telanjur terjadi.



Bola panas yang bergulir di gedung parlemen ini terbukti menggoyahkan soliditas partai-partai koalisi pemerintah berupa penolakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari arus utama parpol anggota koalisi pemerintah. Terlepas dari oportunitas masing-masing parpol untuk mengambil keuntungan pencitraan dari Rapat Paripurna DPR tersebut, sebagian besar responden (65,8 persen) menyatakan persetujuan terhadap sikap parpol-parpol itu.

Dukungan publik terhadap sikap partai politik yang menolak kenaikan harga BBM ini didasari oleh kesamaan persepsi tentang beratnya dampak sosial yang harus ditanggung masyarakat. Hasil jajak pendapat Kompas pekan sebelumnya memperlihatkan lima dari sepuluh responden menyatakan tidak siap menerima dampak kenaikan harga BBM dari sisi anggaran rumah tangga.

Dukungan serupa juga diberikan publik kepada aksi unjuk rasa mahasiswa yang menentang kenaikan harga BBM. Enam dari sepuluh responden menyatakan setuju dengan aksi unjuk rasa mahasiswa. Sebaliknya, citra kepada parpol anggota koalisi cenderung mengalami penurunan, termasuk tingkat kepercayaan publik kepada pemerintah sebagai penyelenggara negara. Itulah kerusakan sosial politik akibat kebijakan yang tak efektif. (LITBANG KOMPAS)


OASE

SYARIAH

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan