Sabtu, 21 Januari 2012

Air Mata bagi Perginya Sang Ibu Teladan

Hari masih sangat pagi. Ketika kudengar bunyi sebuah pesan pendek masuk ke hpku. Rupanya pesan dari seorang teman ta’limku. Ternyata sebuah kabar duka…Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…Telah berpulang ke rahmatullah ibu YOYOH YUSROH, dalam sebuah kecelakaan di cirebon. Mohon doa agar kepergian beliau diterima di sisiNya…demikian bunyi pesan singkat tersebut.

Berita serupa juga hadir di media online yang kubuka pagi ini. Tak berlebihan, mengingat kiprah beliau didunia politik sebagai salah satu anggota DPR.

Ibu Yoyoh Yusroh. Mungkin sebagian anda tak mengenal sosoknya. Tak cukup tenar memang. Kecuali bagi mereka berkecimpung di dunia politik dan dakwah. Sebagian kukutip profilnya dari sebuah blog.

Lahir di Tangerang pada tahun 1962. Saat ini telah dikaruniai Allah SWT 13 anak (9 lelaki dan 4 perempuan). Memiliki latar belakang pendidikan dari STAI Al Qudwah dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1982). Bekerja sebagai Pembimbing Utama di Biro Perjalanan Haji PT. Madani sejak tahun 2002. Selain itu aktif juga di berbagai organisasi, antara lain sebagai Pendiri Persaudaraan Muslimah (Salimah) pada tahun 2000, Pimpinan Pusat Badan Kontak Majlis Ta’lim sejak tahun 2000 hingga sekarang, Ketua Yayasan Ibu Harapan sejak tahun 1994 hingga sekarang, Korps muballigh Jakarta sejak tahun 1982 hingga 1984, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sejak tahun 1979 hingga 1980, Pelajar Islam Indonesia (PII) tahun sejak tahun 1980 hingga 1984, dan saat ini diamanahkan sebagai Ketua Imum I International Muslim Women Union (IMWU) sejak tahun 2000.

Ustadzah Yoyoh Yusroh sangat aktif sebagai nara sumber di berbagai seminar dan kongres. Beberapa kali pernah meraih penghargaan, antara lain dari International Muslim Women Union (IMWU) pada tahun 2000 dan 2003, dan dari Muballigh Nasional (Departemen Agama Pusat) pada tahun 2001. Kiprah politiknya adalah pernah memegang amanah sebagai Ketua Departemen Kewanitaan Partai Keadilan 1998 - 2000. Dan kini duduk sebagai anggota Majelis Pertimbangan Pusat PKS. Di parlemen ia bersama 44 aleg Fraksi PKS DPR RI lainnya, dan bertugas di Komisi VIII.

Demikian sekilas yang kusadur. Selebihnya aku tak kenal langsung sosoknya. Hanya mendengar kiprah dakwahya melalui media. Sebagian lagi dari penuturan guru mengajiku, yang kebetulan pernah bersama beliau kala menjalani program pasca sarjana.

Aku hanya pernah beberapa kali menghadiri seminar kewanitaan yang dibawakannya. Namun figurnya begitu menginspirasi. Belajar banyak dari sosok bersahaja itu. Ada satu yang membekas dan membuatku sangat kagum. Ia ibu dari 13 anak. Bisa dibayangkan 13 anak. Dan semua kelahiran anaknya, begitu ia persiapkan. Dalam suatu kajian muslimah, ia pernah bertutur bagaimana ia menjalani peran gandanya sebagai ibu dan sekaligus pendakwah yang sangat aktif . Bagaimana sejak jauh sebelum menikah, ia persiapkan dengan matang semua rencana untuk melahirkan generasi yang tangguh. Sehat jasmani, mental dan spritualnya. Hingga tak heran sebagian anak-anaknya berhasil menjadi hafidz (penghapal AlQur’an). Sesuatu yang tak mudah dilakukan anak-anak masa kini. Semua yang diceritakan sungguh mencerahkan. Menghadirkan kekaguman. Subhanallah…

Tak banyak orang seperti beliau. Yang mempunyai dedikasi sangat luar biasa bagi tegaknya dakwah Islam. Hingga berita kepergiannya mampu menyeruakkan rasa haru. Menggetarkan hati. Menghadirkan kesedihan, meski bagi orang yang belum pernah mengenalnya sepertiku.

Aku menitikkan airmata bagi orang yang tak pernah kukenal. Perasaan yang sungguh aneh. Mungkin inilah yang disebut ukhuwah. Rasa persaudaraan dalam jalinan Islam. Aku pastikan…aku mencintai beliau karena Allah…

Selamat jalan ibu…

Semoga Allah menerima semua amal ibadahmu, mengampuni semua khilafmu. Memberimu surga, tempat terbaik bagi peristirahatan terakhirmu…


OASE

SYARIAH

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan